Minggu, 23 Oktober 2011

Mata dan penyakitnya


MAKALAH
MATA DAN PENYAKITNYA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Histologi
Dosen : Yuyun M, S.Si., M.Pd.




Disusun Oleh :

ADE NUGRAHA
GALIH ADITYARANA
KHAIRUL AZIZ
NUURLELAWATI



Tarbiyah / IPA-Bio. A / Semester 3





INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2010

PENDAHULUAN

            Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
            Mata merupakan bagian wajah yang paling diperhatikan. Perasaan seseorang dapat terlihat dari tatapan matanya sehingga organ tubuh ini disebut sebagai jendela hati. Mata yang indah merupakan bagian yang merupakan daya tarik bagi penampilan seseorang. Tetapi, mata juga memiliki berbagai masalah yang dapat membuat wajah tidak segar. Itulah sebabnya, kita wajib merawat jendela hati ini sebaik-baiknya.
Secara metafora, mata manusia sering dianggap "jendela jiwa"

Diagram mata manusia. Tidak semua mata makhluk hidup memiliki kesamaan anatomi dengan mata manusia.

            Mata termasuk ke panca Indra yang mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Karena mata berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor.
            Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
Vitamin A, adalah vitamin yang digunakan untuk memperindah dan menyehatkan mata. Mata dapat terserang berbagai penyakit, baik dari factor keturunan, lingkungan, kekurangan vitamin dll. Dalam makalah ini, akan dijelaskan beberapa penyakit mata yang menyerang manusia beserta pengobatannya.


BAB II
PEMBAHASAN

            Penampilan mata tentu harus dijaga agar tetap menarik dan cantik. Mata dapat menyampaikan banyak hal, termasuk kepribadian kita. Karena itu, kita patut menganalisis masalah yang terjadi pada mata jika mulai terlihat ada kelainan. Kebiasaan buruk seseorang juga dapat memicu penuaan dini pada mata. Antara lain kebiasaan merokok, stres, kurang tidur, atau alergi pada kosmetik tertentu.
            Mata adalah salah satu dari indera tubuh manusia yang sangat kompleks & berfungsi untuk penglihatan. Meskipun fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun sering kali kurang terperhatikan, sehingga banyak penyakit yang menyerang mata tidak diobati dengan baik & menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan.
            Bebrikut beberapa kelainan dan penyakit mata, dari yang ringan hingga berat. Dari yang cepat penyembuhannya hingga yang dapat mengalami kebutaan beserta pencegahan/pengobatannya :
1.      Bintitan
Bintitan merupakan infeksi bakteri pada kelenjar di dasar bulu mata, ditandai dengan munculnya bisul kecil pada tepi kelopak mata, namun kadang-kadang infeksi dapat juga terjadi di lokasi yang lebih dalam, sehingga yang tampak hanyalah pemerahan dan pembengkakan. Bintitan paling sering terjadi pada anak usia sekolah karena seringnya mengucek mata tanpa memperhatikan kebersihan tangan.
Bintitan termasuk infeksi yang ringan dan umumnya akan hilang dengan sendirinya dalam 1 minggu setelah nanahnya keluar. Cara mempercepat pecahnya bisul adalah dengan menggunakan kompres hangat dan memijatnya dengan perlahan 3-4 kali sehari.
2.      Belekan
Belekan lebih sering menyerang anak-anak dan sangat menular. Penyebabnya adalah infeksi virus, terkadang disertai infeksi bakteri. Belekan membuat mata menjadi merah, bengkak dan nyeri serta membuat produksi kotoran mata (belek) bertambah. Tanda dan gejalanya yang khas adalah bulu mata saling menempel dan sulit dibuka pada waktu bangun tidur karena terlalu banyak kotoran yang lengket di bulu mata. Proses perkembangan penyakit berlangsung cepat dan akan menyebabkan pandangan menjadi kabur.
Belekan karena infeksi virus biasanya tidak memerlukan penanganan khusus, tetapi jika disertai infeksi bakteri diperlukan obat mata yang mengandung antibiotic. terutama jika kotoran semakin banyak dan berwarna coklat.
3.      Konjungtivitis
Merupakan pembengkakan pada konjugtiva, yaitu membran transparan yang melapisi permukaan bagian putih bola mata dan bagian dalam kelopak mata. Akibatnya kelopak mata menjadi bengkak dan mengeluarkan nanah. Sering disebut dengan ‘pink eye’ sesuai dengan tandanya, yaitu warna merah. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau alergen. Hal ini dapat dibedakan dari jumlah dan kekentalan cairan mata yang keluar.
            Konjungtivitis Gonokokal
Bayi baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada konjungtiva dari ibunya ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bisa menyebabkan konjungtivitis gonokokal.
Orang dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal melalui hubungan seksual (misalnya jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke dalam mata). Biasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mata.
Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik.
            Konjungtivitis Vernalis
Konjungtivitis vernalis adalah salah satu bentuk dari konjungtivitis yang disebabkan oleh faktor alergi, disamping juga dipengaruhi oleh faktor, yakni : iklim, usia, dan jenis kelamin.penyakit ini biasanya mengenai pasien muda antara 3-25 tahun. Pada laki-laki biasanya dimulai pada usia dibawah 10 tahun. Pada umumnya penderita konjungtivitis vernalis mengeluh gatal, mata merah, dan mengeluarkan sekret atau kotoran. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.
Gejala
Mata terasa kasar menggatalkan, merah dan mungkin berair. Kelopak mata mungkin menempel sewaktu bangun tidur. Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.
Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi.
Gejala lainnya adalah: - mata berair - mata terasa nyeri - mata terasa gatal - pandangan kabur - peka terhadap cahaya - terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.
Pencegahan
·         Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
·         Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit.
·         Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.
·         Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.
Pengobatan
·         Pemirolast Kalium dindikasikan untuk Konjungtivitis alergi dan konjungtivitis vernal dengan bentuk sediaan tetes mata dengan kadar 0,1%.
·         Lodoxamide diindikasikan untuk Keratokonjungtivitis alergi atau atopik, keratokonjungtivitis vernal, konjungtivitis (radang selaput ikat mata) papiler besar, keratitis vernal dengan bentuk sediaan tetes mata dengan kadar 0,1%.
·         Natrium Cromoglycate diindikasikan untuk konjungtivitas alergi akut dan kronik, hay fever dan keratokonjungtivis dengan bentuk sediaan tetes mata dengan kadar 2 %.
4.      Buta Warna
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis.
Buta warna merupakan kelainan genetik/bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tersebut menderita buta warna.
Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut.
Klasifikasi
Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi, dikromasi dan monokromasi. Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Ada tiga macam trikomasi yaitu:
·         Protanomali yang merupakan kelemahan warna merah,
·         Deuteromali yaitu kelemahan warna hijau,
·         Tritanomali (low blue) yaitu kelemahan warna biru. Jenis buta warna inilah yang paling sering dialami dibandingkan jenis buta warna lainnya.
Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:
·         protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna merah dan perpaduannya berkurang,
·         deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerujut yang peka terhadap hijau, dan
·         tritanopia untuk warna biru.
Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan sedikt warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang.
 (Protanomali)
5.      Katarak
Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga menyebabkan penurunan/gangguan penglihatan.
Seseorang yang mengalami katarak penglihatannya menjadi berkabut/buram. Lensa mata merupakan bagian jernih dari mata yang berfungsi untuk menangkap cahaya dan gambar. Retina merupakan jaringan yang berada di bagian belakang mata, bersifat sensitif terhadap cahaya. Pada keadaan normal, cahaya atau gambar yang masuk akan diterima oleh lensa mata, kemudian akan diteruskan ke retina, selanjutnya rangsangan cahaya atau gambar tadi akan diubah menjadi sinyal / impuls yang akan diteruskan ke otak melalui saraf penglihatan dan akhirnya akan diterjemahkan sehingga dapat dipahami.
Katarak banyak menyerang orang yang berusia di atas 65 tahun. Walaupun masih dapat diobati, namun katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia. Sebagian besar katarak terjadi karena proses regeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Sayangnya, Seorang penderita katarak mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak. Katarak terjadi secara perlahan-perlahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. karena umumnya katarak tumbuh sangat lambat dan tidak mempengaruhi daya penglihatan sejak awal. Daya penglihatan baru terpengaruh setelah katarak berkembang sekitar 3—5 tahun. Karena itu, pasien katarak biasanya menyadari penyakitnya setelah memasuki stadium kritis.
Katarak dibagi memjadi beberapa jenis yaitu:
Katarak Senilis (Ketuaan): yaitu katarak yang timbul setelah umur 40 tahun, proses pasti belum diketahui, diduga karena ketuaan.
Katarak Kongenital: yaitu katarak yang timbul sejak dalam kandungan atau timbul setelah dilahirkan, umumnya disebabkan karena adanya infeksi, dan kelainan metabolisme pada saat pembentukan janin. Katarak Kongenital yang sering timbul karena infeksi saat ibu mengandung, terutama pada kehamilan 3 bulan pertama.
Katarak Traumatika: yaitu katarak yang dapat menyerang semua umur, biasanya karena pasca trauma baik tajam maupun tumpul pada mata terutama mengenai lensa.
Katarak Komplikata: adalah katarak yang timbul pasca infeksi mata.
            Penyebaran
Katarak yang terjadi akibat usia lanjut bertanggung jawab atas 48% kebutaan yang terjadi di dunia, yang mewakili 18 juta jiwa, menurut WHO. kelayakan bedah katarak di beberapa negara belum memadahi sehingga katarak tetap menjadi penyebab utama kebutaan. Bahkan di mana ada layanan bedah yang tersedia, pengelihatan rendah yang terkait dengan katarak masih dapat dijumpai, sebagai hasil dari lamanya menunggu untuk operasi dan hambatan untuk dioperasi, seperti biaya, kurangnya informasi dan masalah transportasi.
Di Amerika Serikat, katarak yang terjadi akibat usia lanjut dilaporkan mencapai 42% dari orang-orang antara usia 52 sampai 64, 60% dari orang-orang antara usia 65 dan 74, dan 91% dari mereka antara usia 75 dan 85.
            Penumpukan protein di lensa mata
Komposisi terbanyak pada lensa mata adalah air dan protein. Penumpukan protein pada lensa mata dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa mata dan mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke retina. Proses penumpukan protein ini berlangsung secara bertahap, sehingga pada tahap awal seseorang tidak merasakan keluhan/gangguan penglihatan. Pada proses selanjutnya penumpukan protein ini akan semakin meluas sehingga gangguan penglihatan akan semakin meluas dan bisa sampai pada kebutaan. Proses ini merupakan penyebab tersering yang menyebabkan katarak yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan warna pada lensa mata yang terjadi perlahan-lahan seiring dengan pertambahan usia.
Pada keadaan normal lensa mata bersifat bening. Seiring dengan pertambahan usia, lensa mata dapat mengalami perubahan warna menjadi kuning keruh atau coklat keruh. Proses ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan (pandangan buram/kabur) pada seseorang, tetapi tidak menghambat penghantaran cahaya ke retina.
Perbandingan lensa mata normal, dan lensa mata penderita katarak
Faktor risiko lain yang dapat menyebabkan katarak:
·         Penderita diabetes melitus / kencing manis.
·         Penggunaan beberapa jenis obat dalam jangka panjang.
·         Kebiasaan buruk, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol.
·         Kurang asupan antioksidan, seperti vitamin A, C, dan E.
·         Paparan / radiasi sinar ultraviolet.
Katarak senilis (usia tua)

Katarak traumatik

Katarak kongenital


Penggunaan jangka panjang obat penurun kolesterol, seperti obat-obat golongan statin dan squalene synthase inhibitor dapat meningkatkan risiko terjadinya kekeruhan lensa mata (katarak). Squalene merupakan enzim yang terdapat dalam tubuh dan berperan dalam metabolisme kolesterol. Inhibisi atau penghambatan enzim squalene synthase akibat penggunaan obat penurun kolesterol dapat memicu terjadinya katarak. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan penambahan asupan squalene untuk mencegah terjadinya katarak pada penggunaan jangka panjang obat penurun kolesterol.
Squalene dapat ditemukan pada makanan yang bersumber dari hewani dan nabati, seperti: ekstrak hati ikan ”hiu botol” (Centrophorus atromarginatus), minyak zaitun, minyak kelapa sawit, minyak biji gandum, minyak amaranth dan minyak beras. Kadar squalene yang terbanyak terdapat di dalam ekstrak hati ikan ”hiu botol”.
Gejala katarak
Keluhan atau gejala katarak disebabkan oleh proses kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Proses ini tidak terjadi dalam waktu singkat, sehingga gejalanya tidak muncul secara mendadak. Katarak terdiri dari 4 stadium, yaitu : stadium awal (insipien), stadium imatur, stadium matur, dan stadium hipermatur. Pada stadium awal (katarak insipien) kekeruhan lensa mata masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat periksa. Pada saat ini seringkali penderitanya tidak merasakan keluhan atau gangguan pada penglihatannya, sehingga cenderung diabaikan. Pada stadium selanjutnya proses kekeruhan lensa terus berlangsung dan bertambah, sehingga keluhan yang sering disampaikan oleh penderita katarak pada saat ini adalah kesulitan saat membaca, penglihatan menjadi kabur, dan kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari. Selain keluhan tesebut ada beberapa gejala yang dialami oleh penderita katarak, seperti:
·         Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau saat melihat cahaya.
·         Warna terlihat pudar.
·         Sulit melihat saat malam hari.
·         Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata. Gejala ini terjadi saat katarak bertambah luas.
Gejala katarak pengelihatan kabur
Penyebab
Katarak berkembang karena berbagai sebab, seperti kontak dalam waktu lama dengan cahaya ultra violet, radiasi, efek sekunder dari penyakit seperti diabetes dan hipertensi, usia lanjut, atau trauma(dapat terjadi lebih awal), mereka biasanya akibat denaturasi dari lensa protein. faktor-faktor genetik sering menjadi penyebab katarak kongenital dan sejarah keluarga yang positif juga mungkin berperan dalam predisposisi seseorang untuk katarak pada usia lebih dini, fenomena "antisipasi" dalam katarak pra-senilis.
Katarak juga dapat diakibatkan oleh cedera pada mata atau trauma fisik. Sebuah studi menunjukan katarak berkembang diantara pilot-pilot pesawat komersial tiga kali lebih besar dari pada orang-orang dengan pekerjaan selain pilot. Hal ini diduga disebabkan oleh radiasi berlebihan yang berasal dari luar angkasa. Katarak juga biasanya sering terjadi pada orang yang terkena radiasi inframerah, seperti para tukang (meniup)kaca yang menderita "sindrom Pengelupasan". Eksposur terhadap radiasi gelombang mikro juga dapat menyebabkan katarak. Kondisi atopik atau alergi yang juga dikenal untuk mempercepat perkembangan katarak, terutama pada anak-anak.
Katarak dapat terjadi hanya sebagian atau penuh seluruhnya, stasioner atau progresif, keras atau lembut.
            Pengobatan
a.       Squalene 99
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi.1,2 Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam. Operasi katarak dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis, glaukoma, dan retinopati diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi.
Squalene 99 merupakan squalene murni yang berasal dari ekstrak hati ikan hiu Centrophorus atromarginatus dengan kandungan squalene sebanyak 430 mg. Squalene 99 berguna untuk mencukupi kebutuhan squalene yang semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia maupun akibat penggunaan jangka panjang obat penurun kolesterol, sehingga dapat membantu mencegah terjadinya katarak.
b.      Laser
Obat – obat katarak berupa obat tetes mata, vitamin atau anti oksidan hanya menghambat proses bertambah matangnya katarak, tetapi tidak dapat mengurangi atau menghilangkan katarak. Opersi katarak dilakukan jika penglihatan sudah mengganggu pasien, tidak harus menunggu sampai katarak matang. Katarak tidak dapat diatasi dengan laser, akan tetapi harus dengan pembedahan untuk mengeluarkan lensa yang keruh tersebut, kemudian diganti dengan lensa tanam buatan. Operasi katarak dapat dilakukan dengan mikroskop dan mesin fakoemulsifikasi, yang memafaatkan getaran ultrasonik untuk menghancurkan katarak. Tindakan laser dapat digunakan setelah operasi katarak, apabila kapsul lensa mengalami kekeruhan.
c.       Operasi
Katarak dapat diatasi dengan operasi yaitu pengambilan lensa keruh. Ada beberapa teknik operasi yang dilakukan di Rumah Sakit, yaitu: Operasi dengan irisan luas dengan jahitan konvensional dan dengan irisan kecil tanpa jahitan lensa dikeluarkan dengan alat Phaceomulsifikasi (small incision surgery).
Pemilihan teknik operasi ini tergantung kekerasan lensa mata. Setelah lensa katarak diambil, penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter, kecuali penderita diganti lensanya.
Penggantian lensa ada dua cara yaitu:
·         Penderita setelah dioperasi diberi kacamata atau lensa kontak positif kurang lebih 10 dioptri.
·         Penderita dipasang lensa tanam bersamaan waktu dilakukan operasi, keuntungannya adalah penderita setelah operasi penderita langsung dapat melihat jelas, tidak perlu memakai kacamata sangat tebal, lapang pandang penderita tetap luas dan distorsi sinar dapat dihilangkan.
6.      Penyakit Lain
Selain kelima penyakit di atas, masih banyak kelainan dan penyakit yang menyebabkan terganggunya mata, diantaranya:
·         Glaukoma: Mata mempunyai tekanan intraokuler (tekanan cairan pada bola mata) untuk dapat mempertahankan bentuk dan fungsinya – mirip udara dalam balon.
·         Ptosis: Kelopak mata turun/menggantung
·         Ablasio: adalah suatu keadaan lepasnya retina sensoris dari epitel pigmen retina.
·         Astigmatis: Ketidakteraturan lengkung-lengkung permukaan bias mata yang berakibat tidak terpusatkannya sinar cahaya pada satu titik di selaput jala (retina) mata.
·         Dakriosistitis: Suatu infeksi pada sakus lakrimalis atau saluran air mata yang berada di dekat hidung.
·         Kelainan pada Akomodasi Lensa Mata:
a.       Astigmat: Keadaan mata yang mengalami pandangan kabur. Ini disebabkan karena rusaknya kornea mata. Untuk mengatasinya seseorang harus menggunakan kacamata silindris.
b.       Miopi (Mata dekat): Kelainan ini disebabkan karena daya akomodasi yang lemah, sehingga bayangan benda tidak tepat pada bintik kuning melainkan di depan bintik kuning. Gejala kelainan ini yaitu hanya dapat melihat dalam jarak lebih dekat dari normal, sekitar kurang dari 30 cm, Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata lensa negative.
c.       Hipermetropi (mata jauh): Gejala penyakit hipermetropi adalah seseorang hanya dapat melihat dengan jarak yang jauh sekitar lebih jauh dari 30 cm. Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata lensa positif.
d.      Presbiopi: Kelainan presbiopi sering diderita oleh orang tua, disebabkan karena daya akomodasi berubah-ubah akibat titik proksimum dan remotum penglihatan berubah-ubah. Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata berlensa rangkap yaitu positif dan negatif.
Pterigium: Penyebab pterigium belum dapat dipahami secara jelas. Namun, pterigium banyakterjadi pada mereka yang banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan banyak terkena panas terik matahari.