Sabtu, 28 Januari 2012

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA BURUNG MERPATI (Columba domestica)




Disusun Oleh :

KHAIRUL AZIZ
NIM : 59461168
Kelompok : IV
Tarbiyah / Ipa-Bio. A / Semester 4






LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011
 
 
BURUNG MERPATI (Columba domestica)
I.       TUJUAN
Mengamati anatomi, morfologi dan taksonomi dari Burung Merpati (Columba domestica).

II.    DASAR TEORI
Klasifikasi
Kingdom               : Animalia
Phylum                  : Chordata
Subphylum            : Vertebrata
Klas                       : Aves
Ordo                      : Columbiformes
Famili                    : Columbidae
Genus                    : Columba
Spesies                  : Columba dometica

Anatomi
            Seluruh burung yang dapat terbang dilengkapi dengan tulang dada yang sangat kuat (sternum) yang memiliki lempengan datar yang lebar, yang disebut lunas, sebagai sambungan otot-otot terbang. Karena burung dirancang untuk tujuan terbang, tulang-tulang mereka berongga dan terbungkus otot-otot. Otot-otot yang membungkus tulang ini mendukung penerbangan yang menghasilkan keringanan luar biasa tanpa mengorbankan kekuatan. Tulang-tulang berongga ini menjadi ide utama dalam rancangan sayap pesawat terbang. Kerangka tulang burung lebih ringan daripada rangka hewan menyusui. Sebagai contoh, kerangka seekor merpati beratnya hanya 4,4% dari keseluruhan berat tubuhnya. Tulang burung sangat ringan namun kuat, terutama karena memiliki rongga-rongga yang memperkuat tulang tersebut. Bagian rangka yang disebut lempeng dada terdiri dari penyokong tulang sayap yang kokoh, dan meliputi tulang dada dan tulang garpu yang khas pada burung. Tulang yang menopang sayap ini sangat kuat dan bergabung bersama. Bulu ujung sayap menempel ke tulang-tulang “tangan” gabungan ini. Korset panggul menyambung bagian bawah maupun belakang untuk memungkinkan otot-otot kaki bekerja lebih tepat. Tulang dada burung tidak lentur untuk melindungi tubuh ketika sayap dilipat, jika dibanding makhluk lain. Ini berarti, volume tulang rusuk tidak berubah selama terbang, menghirup, atau mengeluarkan nafas. Sayap tertarik ke bawah oleh otot yang mengerut. Ketika sayap diangkat dan otot dada kecil (supracoracoideus) mengerut, otot dada besar (pectoralis major) mengendur. Ketika otot dada besar dikerutkan dan otot dada kecil dikendurkan, sayap turun.

 Kelenjar Pencernaan
       Selain hati yang mempunyai 2 saluran (ducti hepaticus) masing-masing bermuara duodenum bagian proximal dan distal terdapat juga pancreas yang terletak pada lekukan dari duodenum yang berbentuk huruf U. Dengan ducti pancreatic (lebih dari satu) yang bermuara pada duodenum. Burung merpati tidak mempunyai kantung empedu (vesica felea).

Bulu
       Berdasarkan letaknya bulu-bulu pada burung merpati dibagi menjadi:
1.      Remiges, terdapat pada sayap berupa bulu-bulu besar yang esimetris bagian vexicilum (bendera bulu) yang sempit menutupi bagian vexilum yang lebar dari remiges disebelahnya.
2.      Rectrices, terdapat pada ekor berupa bulu besar yang simetris berperan sebagai kemudi pada waktu terbang.
3.      Tectrices, terdapat menutupi saluran tubuh dan ukurannya lebih kecil berdasarkan bentuknya maka bulu-bulu tersebut dapat dibagi menjadi:
·         Plumae, termasuk pada bulu sayap ekor dan tubuh bulu ini dibangun oleh bagian-bagian sebagai berikut:
Calamus, merupakan tangkai bulu yang berongga di dalamnya pada ujung atas, terdapat embicus superior dan ujung bawahnya terdapat umbicus inferior.
Rachis, sebagai lanjutan bagian distal dari calamus berupa batang yang pepat dan beralur dipermukaannya yaitu bekas tempat lalunya pembuluh darah pada masa bulu masih dalam pertumbuhan.
Rami, merupakan pencabangan dari rachis yang akan membentuk bendera bulu (vexillum).
Radii, merupakan cabang halus dari rami yang mempunyai kait-kait yang disebut Radioli untuk berkaitan sehingga seluruh bagian rami radii dan radioli ini akan membentuk vexillium.
·         Plumalae, merupakan bulu yang lebih kecil dari plumae mempunyai calamus yang pendek vexillumnya tidak kukuh karena tidak ada radioli.
·         Filoplumae, disebut juga bulu rambut karena bentuknya seperti rambut yang hanya dibangun oleh calamus dan rami.

Kepala
       Berikut organ yang terdapat pada kepala burung merpati:
·         Paruh, merupakan struktur yang dibangun oleh tanduk.
·         Nares extema (lubang hidung luar), terdapat sepasang terletak pada pangkal paruh dibelakang lubang ini terdapat satu penebalan kulit yang disebut coreme yang dapat membuka dan menutupi lubang hidung.
·         Mata, mempunyai kelopak mata atas dan bawah yang dapat menutup dan membuka.
·         Membrana nictitans, merupakan selaput transparan di sudut muka dari mata dapat bergerak dari muka ke belakang dan sebaliknya.
·         Lubang telinga luar, terletak dibawah mata agak ke dorsal, ditutupi dengan bulu-bulu halus.

Sistem Urogenital
       Terdiri dari system urinaria dan system genitalia, baik hewan jantan maupun betinanya dibangun oleh organ-organ berikut:
·         Ginjal terdiri dari tiga lobi yang tersusun memanjang.
·         Ureter berupa pembuluh halus yang tampak keluar dari antara lobi pertama dan kedua bermuara pada kloaka.
Sistem genitalia jantan dibangun oleh:
·           Testis, terdapat sepasang terletak ventro lateral dari ginjal.
·           Ductus differens, merupakan saluran sperma ke kloaka.
Sistem genitalia jantan dibangun oleh:
·           Ovarium, hanya terdapat yang sebelah kiri saja, dipegang oleh selaput mesovarium.
·           Osteum tulia berupa corong, berfungsi menerima sel telur yang telah diovulasikan.
·           Oviduct, lanjutan dari osteum tuba merupakan saluran telur yang bermuara pada kloaka.
·           Dinding mengandung kelenjar-kelenjar yang dapat menggetahkan albumen, selaput telur dan garam-garam kapur sebagai bahan cangkang telur.
·           Bursa fibrisi berupa struktur seperti lemak, terletak pada rongga abdomen dekat kloaka terdapat baik pada burung jantan maupun burung betina, fungsinya belum diketahui.

Sistem peredaran darah
       Jantung merpati telah terbagi menjadi empat ruang dengan sempurna, yaitu dua atrium dan dua ventrikal. Atrium berbanding tipis dan berwarna merah tua sedangkan ventrikel berbanding tebal dan berwarna merah muda.

III.  ALAT DAN BAHAN
Alat              : Bak preparat, gunting, cutter, pinset, penggaris, alat tulis, kertas gambar, tissue/lap, cairan chloroform (untuk pembiusan), jarum pentul.
Bahan           : Preparat hewan hidup.

IV.  CARA KERJA
1.    Menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan.
2.    Melakukan pembiusan pada hewan yang akan diamati.
3.    Mengamati bagian-bagian morfologi tubuhnya, melakukan pengukuran panjang bagian-bagian tubuhnya dari bagian anterior sampai posterior, kemudian menggambarnya.
4.    Melakukan pembedahan terhadap preparat hewan hidup dan mengamati bagian-bagian anatominya dan menggambarnya.
5.    Membuat laporan sementara setelah selesai mengamati.
6.    Merapihkan dan membersihkan meja kerja setelah selesai melakukan praktikum.
  
V.    HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
Data pengukuran Burung Merpati :
No
Pengukuran
Merpati
1
Panjang seluruh tubuh
32 cm
2
Lebar seluruh tubuh
11 cm
3
Panjang kepala
5 cm
4
Lebar kepala
2 cm
5
Panjang badan
12 cm
6
Lebar badan
6.5 cm
7
Panjang sayap
12 cm
8
Lebar sayap
9 cm
9
Diameter mata
0.5 cm

Data lainnya tentang merpati yang diamati pada saat praktikum:
·         Paruh bertipe pemakan biji-bijian
·         Mulut: lidah runcing, palafu (langit-langit sekunder)
·         Jari-jari, 4 dengan kuku
·         Cerome: 2 cerome kanan kiri
·         Palvebra, 2 palvebra yang bisa mebuka dan menutup
·         Membran nictitans: ada
·         Bulu-bulu: pulmae
·         Organ dalam
Struktur bulu pada burung merpati dan anatomi burung merpati.  
Morfologi burung merpati
Pada praktikum yang keempat ini kami melakukan praktikum dengan preparat burung merpati atau dalam bahasa ilmiahnya Columbus domestica. Merpati merupakan spesies yang masuk ke dalam kelas Aves. Ordonya Columbiformes dan familinya Columbidae. Ordo burung Columbiformes mencakup dara dan merpati yang tersebar luas di seluruh penjuru dunia dan diklasifikasikan ke dalam famili Columbidae, dan Dodo & Solitaire Rodrigues yang telah punah dan telah lama diklasifikasikan ke dalam famili kedua, Raphidae. Spesies yang ditemukan di seluruh dunia termasuk ke dalam ordo Columbiformes. Seperti banyak burung lainnya, seluruh Columbiformes adalah monogamus. Namun, tidak seperti kebanyakan burung lainnya, mereka mampu minum dengan menghisap air tanpa memiringkan kepala ke belakang.
            Pada praktikum kali ini seperti biasa kami melakukan pengukuran terlebih dahulu terhadap seluruh anggota tubuh merpati, dari panjang seluruh tubuh hingga diameter mata. Hasilnya pun dapat dilihat pada tabel di atas.
            Kemudian kami mengamati data lainnya seperti paruh, mulut, jari-jari, cerome hingga organ dalamnnya.
Paruh merupakan peranti mutakhir yang dihasilkan oleh teknologi evolusi. Boleh dibilang, paruh merupakan salah satu kunci keberhasilan kelas aves, disamping bulu tentunya, dalam menjalani “reality show” di alam liar yang oleh Charles Darwin disebut ‘survival of the fittest’. Dengan paruh, bangsa burung menjalani tantangan kehidupan dan menghindari ancaman tereliminasi dari planet bumi.
Tanpa harus berdebat panjang soal mana yang lebih dulu, ayam atau telur, pada suatu saat, setiap burung pasti harus keluar dari telurnya. Alam telah menyediakan ‘gigi sementara’ bagi bayi burung untuk memecah lapisan telur. Saat menetas, anakan burung maleo harus mengalami pengalaman hidup penuh petualangan sebelum dia keluar dari cangkang telur, menerobos lapisan tanah yang mengubur telur dan menghirup udara segar. Burung yang kelelahan tersebut telah belajar salah satu dari banyak kegunaan piranti utamanya.
paruh yang pendek dan tipis untuk pemakan serangga, pendek dan tebal untuk pemakan biji, panjang dan ramping untuk menyesap nektar maupun menyaring lumpur.
Sementara pada jari-jari, merpati mempunyai empat jari-jari di setiap kakinya, tiga kaki berada di depan dan yang satunya berada di belakang. Jari-jari burung ada yang kelihatan kuat maupun lemah, namun memiliki keistimewaan tersendiri bagi pemiliknya. Seperti pada burung merpati ini, jari-jarinya digunakan untuk mencari makan dan bertengger.
Sedangkan pada bulunya merpati mempunyai tipe bulu pluame, atau bulu yang sempurna.
Susunan plumae terdiri dari :
·         Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
·         Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
·         Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
·         Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.
Gambar Struktur Bulu Burung

Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Sistem Pencernaan
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil makanan.Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong yang disebut tembolok.Kemudian masuk ke lambungkelenjar. Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah.Disebut lambung pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk
menghancurkan makanan. Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis.
Kemudian, makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus. Burung mempunyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan.
Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus
(rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar → Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar → Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
Sistem Pernapasan
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena adanya pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi efisien. Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara abdominal).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi hawa sebagai cadangan udara.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (OZ) di paruparu berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.
 
Kecepatan respirasi pada berbagai hewan berbeda bergantung dari berbagai hal, antara lain, aktifitas, kesehatan, dan bobot tubuh.
Berikut adalah gambar system pernapasan pada burung :
Gambar sistem pernapasan burung