Rabu, 29 Februari 2012

LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA KELINCI (Cavia porcellus)



Disusun Oleh :

KHAIRUL AZIZ
NIM : 59461168
Kelompok : IV
Tarbiyah / Ipa-Bio. A / Semester 4






LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011

KELINCI (Cavia porcellus)
I.       TUJUAN
Mengamati morfologi, anatomi dan taksonomi dari Kelinci (Cavia porcellus).

II.    DASAR TEORI
Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Kelas               : Mammalia
Ordo                : Rodentia
Famili              : Cavidae
Genus              : Cavia
Spesies            : Cavia porcellus

Habitus
Tubuh dari kelinci dibagi menjadi lima bagian, diantaranya: caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), extrimifas (anggota badan), dan cauda (ekor) yang tumbuh radimen. Seluruh tubuh kelinci dipenuhi oleh rambut, ini merupakan cirri utama dari mammalia.

            Caput (Kepala)
                   Pada bagian kepala kelinci terdapat beberapa bagian, yaitu; Rima oris (mulut), dibatasi oleh labium inferior (bibir bawah) dan labium superior (bibir atas) yang bercelah sehingga tampak incisive (gigi seri).
                   Kemudian terdapat Nares externa (lubang hidung) letaknya dorsal dari rima oris. Disekitar nares externa dan rima oris ini dapat kita temui adanya vivrisae (rambut-rambut beraba) yang juga terdapat di sekitar mata. Mata dibatasi oleh palpebra superior (kelopak mata atas) dan palpebra inferior (kelopak mata bawah), sedangkan membrana nictitans (kelopak mata ketiga) terdapat pada sudut mata sebelah anterior.
                   Selanjutnya pada telinga terdapat pina auricula (daun telinga) sedangkan membrane tympani (selaput gendang pendengaran) terletak pada rongga telinga tengah dan tidak terlihat.

            Truncus (Badan)
                   Badan pada kelinci terbagi menjadi thorax (dada), sepasang extrimitas anterior (kaki depan) yang berjari (digiti) empat. Dibangun dari proxima kedistal oleh brachiu, antebrachium, carpus dan abdomen (perut) dimana terdapat sepasang extrimitas posterior (kaki belakang) yang berdiri (digiti) tiga. Dibangun dari proximal ke distal oleh femur, crus dan pes di daerah inguinal (di antara kaki belakang terdapat sepasang papilla mammae (putting susu). Selanjutnya ke arah posterior kita temui adanya penis yang hanya terdapat pada jantan, ujungnya mempunyai glamns penis (kepala penis) yang diselubungi oleh kulit lepas yang disebut praeputium. Pada ujung penis ini berlubang pada bagian tengahnya yang berfungsi untuk mengeluarkan urine dan spermatozoa, lubang ini disebut officum urethtra.
                   Sedangkan pada betina dapat kita temui klitoris, organ ini homolog dengan penis, tapi tumbuhnya rudiment, pada glans penis yang sangat kecil terdapat lubang urine atau orificum klitoris.
                   Ke arah posterior dari klitoris terdapat vulva sebagai lubang peranakan atau tempat masuk penis pada waktu copulasi. Lekuk pirenium terdapat pada hewan, letaknya anterior dari penis atau vulva, merupakan lekukan yang dalam dan nampak selalu kotor karena merupakan tempat bermuara kelenjar bau yang diduga sebagai tanda pengenal spesies atau berfungsi hedonic (pemikat lawan jenis). Sementara anus terletak paling posterior, merupakan lubang untuk mengeluarkan feses.

            Kelenjar-kelenjar Pencernaan
                   Pencernaan makanan pada kelinci dibantu oleh kelenjar-kelenjar pencernaan yang terdiri dari: Hepar (hati) yang terdiri dari tujuh lobi, menghasilkan cairan empedu yang melalui dustus hepatikus dan disimpan dalam vesica felea (kantung empedu) dari vesica falea dialirkan melalui dustus cysticus dan dustus choledochus ke duodenum.
                   Prankeas letaknya diantara duodenum yang berbentuk huruf U saluran pelepasannya disebut ductus prancreaticus yang juga bermuara pada duodenum.

            Sistem Urogenitalia
                   Sistem urogenitalia terbagi menjadi dua; Sistem urinaria dan Sistem genitalia. Sistem urinaria (sistem sekretori), dibangun oleh: Ren, sepasang berwarna merah tua, bentuknya seperti kacang merah terletak di daerah lumbudorsal dalam rongga abdomen, mempunyai lekukan yang disebut hilum/hilus, disebelah median yaitu sebagai tempat keluarnya ureter. Ureter, sepasang pangkalnya tertanam dalam hilus dari ren disebut pelvis. Ureter berperan untuk mengalirkan urine. Vesica urinaria (kantung kemih), tempat penampungan sementara urine dari ureter. Uretra, mengalirkan urine dari vesica urinaria keluar tubuh pada hewan jantan uretra disebut juga ductus urogenitalia, karena saluran ini dipakai juga untuk menyalurkan spermatozoa, letaknya di dalam batang penis.
                   Sistem genitalia betina terdiri dari; ovarium, sepasang dilekatkan oleh selaput mesovarium ke dinding dorsal tubuh tuba falopi, sepasang merupakan saluran kecil yang berliku-liku, ujung anteriornya berupa corong disebut ostium tubae, tempat masuk sel telur (ovum). Uterus, sepasang tempat tumbuh embrio sampai waktu untuk dilahirkan. Vagina tidak berpasangan, lubang keluarnya disebut vulva.
                   Sistem genitalia jantan terdiri dari; Testis, sepasang, bulat terdapat dalam scortum. Epididymus, organ yang melekat pada testis terbagi menjadi: caput epididymis (bagian anteriornya); corpus epididymis (bagian badannya) dan cauda epididymis (bagian posteriornya). Ductus deferens, berpasangan berjalan ke sebelah dorsal dari vesica urinaria dan bermuara pada uiretra. Uretra ini melanjutkan diri ke dalam penis. System genitalia dibantu oleh kelenjar-kelenjar Aksesoris yang terdiri; Glandula prostate, sepasang bentuknya irregular terletak sebelah dorsal dari vesica urinaria bermuara pada uretra. Glandula bulbo uretra (glandula cowperi), kecil letaknya caudal dari glandula prostate dan bermuara di uretra.

            Sistem Peredaran Darah
                   Terdiri dari; cor (jantung) à terdiri dari 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik). Dinding pemisah pada ventrikel sudah sempurna.
III.  ALAT DAN BAHAN
Alat            : Bak preparat, gunting, cutter, pinset, penggaris, alat tulis, kertas gambar, tissue/lap, cairan chloroform (untuk pembiusan), jarum pentul.
Bahan       : Preparat hewan hidup.

IV.  CARA KERJA
1.      Menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan.
2.      Melakukan pembiusan pada hewan yang akan diamati.
3.      Mengamati bagian-bagian morfologi tubuhnya, melakukan pengukuran panjang bagian-bagian tubuhnya dari bagian anterior sampai posterior, kemudian menggambarnya.
4.      Melakukan pembedahan terhadap preparat hewan hidup dan mengamati bagian-bagian anatominya dan menggambarnya.
5.      Membuat laporan sementara setelah selesai mengamati.
6.      Merapihkan dan membersihkan meja kerja setelah selesai melakukan praktikum.

V.    HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
Data pengukuran Kelinci:
a.       Panjang keseluruhan               : 24 cm
b.      Lebar                                       : 8 cm
c.       Panjang kepala                        : 6.5 cm
d.      Lebar kepala                            : 3.5 cm
e.       Panjang sungut (vivrissae)      : 4 cm
f.       Panjang serviks                       : 3 cm
g.      Panjang badan                         : 11 cm
h.      Panjang ekor                           : 5 cm
i.        P. Lengan depan                     : 8 cm
j.        P. Lengan belakang                 : 11.5 cm
k.      P. Telinga                                : 7 cm
l.        Diameter mata                         : 1.2 cm
m.    Lebar telinga                           : 3 cm
Data lainnya mengenai kelinci yang diamati ketika praktikum:
·         Jumlah jari depan dan belakang ada 4.
·         Hati dan paru-paru memiliki 7 lobus.
Rumus gigi pada kelinci: 
 

Gambar anatomi serta pertulangan kelinci.
Gambar anatomi serta pertulangan kelinci.
Pada praktikum kali ini kami mengamati preparat kelinci (Cavia porcellus). Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk di dalamnya jenis kelinci dan terwelu). Hal ini berbeda dengan teori yang ada pada buku panduan buku praktikum, mungkin perbedaan disebabkan oleh semakin cepatnya ilmu pengetahuan berkembang.
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa kelinci mempunyai ciri – ciri fisik telinga, kepala,mulut,perut. bulu,kaki dan alat reproduksi. Anatomi yang menonjol adalah telinga kelinci , telinganya memiliki bentuk yang unik yaitu panjang, digunakan untuk mendeteksi predator di habitat aslinya. Panjang telinga kelinci bisa lebih dari 10 cm. Selain telinga kelinci mempunyai kaki yang kuat dan ekor yang pendek, kekuatan kaki digunakan untuk lari kelinci.
Secara umum, kelinci terbagi menjadi dua jenis. Pertama, kelinci bebas. Kedua, kelinci peliharaan. Yang termasuk dalam kategori kelinci bebas adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus cuniculus).
Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari jenis berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak kekuningan. Ketika musim dingin, warna kekuningan berubah menjadi kelabu.
Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya Angora, Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain. Khusus Lyon sebenarnya adalah hasil dari persilangan luar antara Angora dengan ras lainnya. Namun di kalangan peternak kelinci hias, hasil persilangan itu disebut sebagai Lyon atau Angora jadi-jadian.
Di Indonesia banyak terdapat kelinci lokal, yakni jenis Kelinci jawa (Lepus negricollis) dan kelici sumatera (Nesolagus netseherischlgel). Kelinci jawa, diperkirakan masih ada di hutan-hutan sekitar wilayah Jawa Barat. Warna bulunya cokelat perunggu kehitaman. Ekornya berwarna jingga dengan ujungnya yang hitam. Berat Kelinci jawa dewasa bisa mencapai 4 kg. Sedangkan Kelinci sumatera, merupakan satu-satunya ras kelinci yang asli Indonesia. Habitatnya adalah hutan di pegunungan Pulau Sumatera. Panjang badannya mencapai 40 cm. Warna bulunya kelabu cokelat kekuningan. Yang termasuk dalam kategori kelinci bebas adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus cuniculus).
Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari jenis berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak kekuningan. Ketika musim dingin, warna kekuningan berubah menjadi kelabu.
Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya Angora, Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain. Khusus Lyon sebenarnya adalah hasil dari persilangan luar antara Angora dengan ras lainnya. Namun di kalangan peternak kelinci hias, hasil persilangan itu disebut sebagai Lyon atau Angora jadi-jadian.
 
Proses pencernaan dimulai di mulut, dimana makanan akan diremukkan oleh gigi. Ketika seekor kelinci makan, ia akan mengunyah kira-kira 300 kali dan mencampurkannya dengan liurnya. Ketika makanan sudah terasa halus, kelinci akan menelan makanan melewati kerongkongan dan makanan akan berpindah ke lambung, disana kontraksi otot akan meremas dan memutar makanan, memisahkan partikel-partikel dan mencampurkan mereka dengan cairan lambung.
 
 

Fungsi utama lambung sebagai organ penyimpanan dan sterilisasi sebelum makanan dipindah ke usus halus. Bagian penting dari pencernaan baru akan dimulai di usus halus, dimana asam lambung dineutralisir dan enzim-enzim dari hati dan pankreas dicampur dengan makanan. Enzim ini penting untuk mencerna dan menyerap karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Kemudian 90% fruktosa, protein, dan sari-sari makanan lain akan diserap, namun selulosa dan serat lain yang tidak dapat dicerna dengan baik (termasuk kulit pohon yang sering digerogoti kelinci maupun serat yang ada di pellet mereka) akan disingkirkan.
Dalam cecum, bakteri akan mencerna selulosa, hampir semua jenis gula, sari-sari makanan dan protein berlebih yang tidak tercerna di usus halus. Setiap 3 sampai 8 jam cecum akan berkontraksi dan memaksa material yang ada di dalamnya untuk kembali ke usus besar, dimana sisa-sisa tersebut akan dilapisi oleh lendir, dan berpindah ke anus. Sisa-sisa ini akan menjadi kotoran yang berbentuk seperti anggur hitam kecil-kecil yang disebut “cecothropes” atau “cecal pills”. Proses ini lebih sering terjadi dimalam hari. Kelinci biasanya akan memakan cecothropesnya kembali langsung dari anus untuk mencerna kembali sari-sari makanan yang tidak tercerna tadi dan menerima nutrisi yang lebih banyak.
            Reproduksi kelinci
Kapasitas reproduksi Kelinci sangat tinggi. Satu kelinci betina setiap 30 hari dan pada tahun pertama ia memberikan 5-10 bayi per dan pada tahun kedua ia akan menghasilkan 10-15 Kelinci bayi. Priode kehamilan hanya 30 hari dan perawatan bayi kelinci selama 15 hari. Itu berarti kelinci betina dapat melahirkan setiap 45 hari, yang merupakan pertumbuhan yang sangat cepat reproduksi. Dalam lima tahun seekor kelinci betina akan memberikan 34 kali.
Kelinci Di Indonesia
Dari catatan sejarah, kelinci pertama kali dibawa ke tanah Jawa oleh orang-orang dari Belanda pada tahun 1835. Waktu itu, kelinci sudah jadi ternak hias. Dulunya, hewan imut-imut yang tergolong dalam ordo Rodensia (Rodent) ini, adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. 
Di Indonesia banyak terdapat  kelinci lokal, yakni jenis kelinci jawa (Lepus negricollis) dan kelici sumatera (Nesolagus netseherischlgel). Kelinci jawa, diperkirakan masih ada di hutan-hutan sekitar wilayah Jawa Barat. Warna bulunya cokelat perunggu kehitaman. Ekornya berwarna jingga dengan ujungnya yang hitam. Berat kelinci jawa dewasa bisa mencapai 4 kg.
Sedangkan kelinci Sumatera, merupakan satu-satunya kelinci asli Indonesia. Habitatnya adalah hutan di pegunungan Pulau Sumatera. Panjang badannya mencapai 40 cm. Warna bulunya kelabu cokelat kekuningan.




V.    KESIMPULAN
·         Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi.
·         Secara umum, kelinci terbagi menjadi dua jenis. Pertama, kelinci bebas. Kedua, kelinci peliharaan.
·         Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari jenis berbulu pendek dan panjang.
·         Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya Angora, Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain.
·         Proses pencernaan dimulai di mulut, dimana makanan akan diremukkan oleh gigi.
·         Menurut perkembangan ilmu pengetahuan.kelinci bukan termasuk kedalam ordo Rodentia.


DAFTAR PUSTAKA
Campbell et al, BIOLOGI, Erlangga. Jakarta 2003
Iskandar, D.T. Amfibi Jawa-Bali. Bandung. Puslitbang Biologi-LIPI 1998
Kimball. J. W. BIOLOGI. Erlangga. Jakarta 1983
Kompas: Kelinci Belang Sumatera Nan Langka, via indofamilypets.com pada 26 April 2011
Larasati, A. Kiat Mempopulerkan Kelinci. Poultri Indonesia. 2002