MAKALAH
MATA DAN PENYAKITNYA
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata
Kuliah : Histologi
Dosen : Yuyun M, S.Si., M.Pd.
Disusun Oleh :
ADE NUGRAHA
GALIH ADITYARANA
KHAIRUL AZIZ
NUURLELAWATI
Tarbiyah / IPA-Bio. A / Semester 3
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2010
PENDAHULUAN
Mata adalah organ penglihatan yang
mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya
mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang
lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Mata merupakan bagian wajah yang
paling diperhatikan. Perasaan seseorang dapat terlihat dari tatapan matanya
sehingga organ tubuh ini disebut sebagai jendela hati. Mata yang indah merupakan
bagian yang merupakan daya tarik bagi penampilan seseorang. Tetapi, mata juga
memiliki berbagai masalah yang dapat membuat wajah tidak segar. Itulah
sebabnya, kita wajib merawat jendela hati ini sebaik-baiknya.
|
Diagram mata manusia. Tidak semua mata makhluk hidup memiliki kesamaan anatomi dengan mata manusia. |
Mata termasuk ke panca Indra yang mempunyai
sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Karena mata
berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya disebut
eksoreseptor.
Mata mempunyai reseptor khusus untuk
mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah
hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata
(rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
Vitamin A, adalah vitamin yang
digunakan untuk memperindah dan menyehatkan mata. Mata dapat terserang berbagai
penyakit, baik dari factor keturunan, lingkungan, kekurangan vitamin dll. Dalam
makalah ini, akan dijelaskan beberapa penyakit mata yang menyerang manusia
beserta pengobatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Penampilan
mata tentu harus dijaga agar tetap menarik dan cantik. Mata dapat menyampaikan
banyak hal, termasuk kepribadian kita. Karena itu, kita patut menganalisis masalah
yang terjadi pada mata jika mulai terlihat ada kelainan. Kebiasaan buruk
seseorang juga dapat memicu penuaan dini pada mata. Antara lain kebiasaan
merokok, stres, kurang tidur, atau alergi pada kosmetik tertentu.
Mata adalah salah satu dari indera
tubuh manusia yang sangat kompleks & berfungsi untuk penglihatan. Meskipun
fungsinya bagi kehidupan manusia sangat penting, namun sering kali kurang
terperhatikan, sehingga banyak penyakit yang menyerang mata tidak diobati
dengan baik & menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan.
Bebrikut beberapa kelainan dan penyakit
mata, dari yang ringan hingga berat. Dari yang cepat penyembuhannya hingga yang
dapat mengalami kebutaan beserta pencegahan/pengobatannya :
1. Bintitan
Bintitan merupakan infeksi bakteri pada kelenjar di dasar
bulu mata, ditandai dengan munculnya bisul kecil pada tepi kelopak mata, namun
kadang-kadang infeksi dapat juga terjadi di lokasi yang lebih dalam, sehingga
yang tampak hanyalah pemerahan dan pembengkakan. Bintitan paling sering terjadi
pada anak usia sekolah karena seringnya mengucek mata tanpa memperhatikan
kebersihan tangan.
Bintitan termasuk infeksi yang ringan dan umumnya akan hilang
dengan sendirinya dalam 1 minggu setelah nanahnya keluar. Cara mempercepat
pecahnya bisul adalah dengan menggunakan kompres hangat dan memijatnya dengan
perlahan 3-4 kali sehari.
2. Belekan
Belekan lebih sering menyerang anak-anak dan sangat menular.
Penyebabnya adalah infeksi virus, terkadang disertai infeksi bakteri. Belekan
membuat mata menjadi merah, bengkak dan nyeri serta membuat produksi kotoran
mata (belek) bertambah. Tanda dan gejalanya yang khas adalah bulu mata saling
menempel dan sulit dibuka pada waktu bangun tidur karena terlalu banyak kotoran
yang lengket di bulu mata. Proses perkembangan penyakit berlangsung cepat dan
akan menyebabkan pandangan menjadi kabur.
Belekan karena infeksi virus biasanya tidak memerlukan
penanganan khusus, tetapi jika disertai infeksi bakteri diperlukan obat mata
yang mengandung antibiotic. terutama jika kotoran semakin banyak dan berwarna
coklat.
3. Konjungtivitis
Merupakan pembengkakan pada konjugtiva, yaitu membran
transparan yang melapisi permukaan bagian putih bola mata dan bagian dalam
kelopak mata. Akibatnya kelopak mata menjadi bengkak dan mengeluarkan nanah.
Sering disebut dengan ‘pink eye’ sesuai dengan tandanya, yaitu warna merah. Konjungtivitis
dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau alergen. Hal ini dapat dibedakan dari
jumlah dan kekentalan cairan mata yang keluar.
Konjungtivitis Gonokokal
Bayi baru lahir bisa mendapatkan infeksi gonokokus pada
konjungtiva dari ibunya ketika melewati jalan lahir. Karena itu setiap bayi
baru lahir mendapatkan tetes mata (biasanya perak nitrat, povidin iodin) atau
salep antibiotik (misalnya eritromisin) untuk membunuh bakteri yang bisa
menyebabkan konjungtivitis gonokokal.
Orang dewasa bisa mendapatkan konjungtivitis gonokokal
melalui hubungan seksual (misalnya jika cairan semen yang terinfeksi masuk ke
dalam mata). Biasanya konjungtivitis hanya menyerang satu mata.
Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi
merah dan nyeri. Jika tidak diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses,
perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa
diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata yang mengandung antibiotik.
Konjungtivitis Vernalis
Konjungtivitis vernalis adalah salah satu bentuk dari
konjungtivitis yang disebabkan oleh faktor alergi, disamping juga dipengaruhi
oleh faktor, yakni : iklim, usia, dan jenis kelamin.penyakit ini biasanya
mengenai pasien muda antara 3-25 tahun. Pada laki-laki biasanya dimulai pada
usia dibawah 10 tahun. Pada umumnya penderita konjungtivitis vernalis mengeluh
gatal, mata merah, dan mengeluarkan sekret atau kotoran. Konjungtivitis karena
virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.
Gejala
Mata terasa kasar menggatalkan, merah dan mungkin berair.
Kelopak mata mungkin menempel sewaktu bangun tidur. Konjungtiva yang mengalami
iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena
bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis
karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.
Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada
konjungtivitis karena alergi.
Gejala lainnya adalah: - mata berair - mata terasa nyeri -
mata terasa gatal - pandangan kabur - peka terhadap cahaya - terbentuk keropeng
pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.
Pencegahan
·
Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum
dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci
tangannya bersih-bersih.
·
Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat
sesudah menangani mata yang sakit.
·
Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama
dengan penghuni rumah lainnya.
·
Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari
dokter dan pabrik pembuatnya.
Pengobatan
·
Pemirolast Kalium dindikasikan untuk
Konjungtivitis alergi dan konjungtivitis vernal dengan bentuk sediaan tetes
mata dengan kadar 0,1%.
·
Lodoxamide diindikasikan untuk
Keratokonjungtivitis alergi atau atopik, keratokonjungtivitis vernal,
konjungtivitis (radang selaput ikat mata) papiler besar, keratitis vernal
dengan bentuk sediaan tetes mata dengan kadar 0,1%.
·
Natrium Cromoglycate diindikasikan untuk
konjungtivitas alergi akut dan kronik, hay fever dan keratokonjungtivis dengan
bentuk sediaan tetes mata dengan kadar 2 %.
4. Buta Warna
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan
ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna
tertentu akibat faktor genetis.
Buta warna merupakan kelainan genetik/bawaan yang diturunkan
dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked,
karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa
faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada
laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini
menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan
pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana
wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi
menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom
X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tersebut menderita buta
warna.
Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka
terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya.
Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan,
terutama sel kerucut.
Klasifikasi
Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis
yaitu trikromasi, dikromasi dan monokromasi. Buta warna jenis trikomasi adalah
perubahan sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Ada tiga
macam trikomasi yaitu:
·
Protanomali yang merupakan kelemahan warna
merah,
·
Deuteromali yaitu kelemahan warna hijau,
·
Tritanomali (low blue) yaitu kelemahan warna
biru. Jenis buta warna inilah yang paling sering dialami dibandingkan jenis
buta warna lainnya.
Dikromasi
merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari:
·
protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna
merah sehingga kecerahan warna merah dan perpaduannya berkurang,
·
deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerujut yang
peka terhadap hijau, dan
·
tritanopia untuk warna biru.
Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau
berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan
hitam pada jenis typical dan sedikt warna pada jenis atypical. Jenis buta warna
ini prevalensinya sangat jarang.
(Protanomali)
5. Katarak
Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata,
sehingga menyebabkan penurunan/gangguan penglihatan.
Seseorang yang mengalami katarak penglihatannya menjadi
berkabut/buram. Lensa mata merupakan bagian jernih dari mata yang berfungsi
untuk menangkap cahaya dan gambar. Retina merupakan jaringan yang berada di
bagian belakang mata, bersifat sensitif terhadap cahaya. Pada keadaan normal,
cahaya atau gambar yang masuk akan diterima oleh lensa mata, kemudian akan
diteruskan ke retina, selanjutnya rangsangan cahaya atau gambar tadi akan
diubah menjadi sinyal / impuls yang akan diteruskan ke otak melalui saraf
penglihatan dan akhirnya akan diterjemahkan sehingga dapat dipahami.
Katarak banyak menyerang orang yang berusia di atas 65 tahun.
Walaupun masih dapat diobati, namun katarak merupakan penyebab utama kebutaan
di dunia. Sebagian besar katarak terjadi karena proses regeneratif atau
bertambahnya usia seseorang. Sayangnya, Seorang penderita katarak mungkin tidak
menyadari telah mengalami gangguan katarak. Katarak terjadi secara
perlahan-perlahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur.
karena umumnya katarak tumbuh sangat lambat dan tidak mempengaruhi daya
penglihatan sejak awal. Daya penglihatan baru terpengaruh setelah katarak berkembang
sekitar 3—5 tahun. Karena itu, pasien katarak biasanya menyadari penyakitnya
setelah memasuki stadium kritis.
Katarak dibagi memjadi beberapa jenis yaitu:
Katarak Senilis (Ketuaan): yaitu katarak yang timbul setelah
umur 40 tahun, proses pasti belum diketahui, diduga karena ketuaan.
Katarak Kongenital: yaitu katarak yang timbul sejak dalam
kandungan atau timbul setelah dilahirkan, umumnya disebabkan karena adanya
infeksi, dan kelainan metabolisme pada saat pembentukan janin. Katarak
Kongenital yang sering timbul karena infeksi saat ibu mengandung, terutama pada
kehamilan 3 bulan pertama.
Katarak Traumatika: yaitu katarak yang dapat menyerang semua
umur, biasanya karena pasca trauma baik tajam maupun tumpul pada mata terutama
mengenai lensa.
Katarak Komplikata: adalah katarak yang timbul pasca infeksi
mata.
Penyebaran
Katarak yang terjadi akibat usia lanjut bertanggung jawab
atas 48% kebutaan yang terjadi di dunia, yang mewakili 18 juta jiwa, menurut
WHO. kelayakan bedah katarak di beberapa negara belum memadahi sehingga katarak
tetap menjadi penyebab utama kebutaan. Bahkan di mana ada layanan bedah yang
tersedia, pengelihatan rendah yang terkait dengan katarak masih dapat dijumpai,
sebagai hasil dari lamanya menunggu untuk operasi dan hambatan untuk dioperasi,
seperti biaya, kurangnya informasi dan masalah transportasi.
Di Amerika Serikat, katarak yang terjadi akibat usia lanjut
dilaporkan mencapai 42% dari orang-orang antara usia 52 sampai 64, 60% dari
orang-orang antara usia 65 dan 74, dan 91% dari mereka antara usia 75 dan 85.
Penumpukan protein di lensa mata
Komposisi terbanyak pada lensa mata adalah air dan protein.
Penumpukan protein pada lensa mata dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa mata
dan mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke retina. Proses penumpukan protein
ini berlangsung secara bertahap, sehingga pada tahap awal seseorang tidak
merasakan keluhan/gangguan penglihatan. Pada proses selanjutnya penumpukan
protein ini akan semakin meluas sehingga gangguan penglihatan akan semakin meluas
dan bisa sampai pada kebutaan. Proses ini merupakan penyebab tersering yang
menyebabkan katarak yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan
warna pada lensa mata yang terjadi perlahan-lahan seiring dengan pertambahan
usia.
Pada keadaan normal lensa mata bersifat bening. Seiring
dengan pertambahan usia, lensa mata dapat mengalami perubahan warna menjadi
kuning keruh atau coklat keruh. Proses ini dapat menyebabkan gangguan
penglihatan (pandangan buram/kabur) pada seseorang, tetapi tidak menghambat
penghantaran cahaya ke retina.
Perbandingan
lensa mata normal, dan lensa mata penderita katarak
Faktor
risiko lain yang dapat menyebabkan katarak:
·
Penderita diabetes melitus / kencing manis.
·
Penggunaan beberapa jenis obat dalam jangka
panjang.
·
Kebiasaan buruk, seperti merokok dan mengonsumsi
alkohol.
·
Kurang asupan antioksidan, seperti vitamin A, C,
dan E.
·
Paparan / radiasi sinar ultraviolet.
Katarak senilis (usia tua)
|
Katarak traumatik
|
Katarak kongenital
|
Penggunaan
jangka panjang obat penurun kolesterol, seperti obat-obat golongan statin dan
squalene synthase inhibitor dapat meningkatkan risiko terjadinya kekeruhan
lensa mata (katarak). Squalene merupakan enzim yang terdapat dalam tubuh dan
berperan dalam metabolisme kolesterol. Inhibisi atau penghambatan enzim
squalene synthase akibat penggunaan obat penurun kolesterol dapat memicu
terjadinya katarak. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan penambahan asupan
squalene untuk mencegah terjadinya katarak pada penggunaan jangka panjang obat
penurun kolesterol.
Squalene
dapat ditemukan pada makanan yang bersumber dari hewani dan nabati, seperti:
ekstrak hati ikan ”hiu botol” (Centrophorus atromarginatus), minyak zaitun,
minyak kelapa sawit, minyak biji gandum, minyak amaranth dan minyak beras.
Kadar squalene yang terbanyak terdapat di dalam ekstrak hati ikan ”hiu botol”.
Gejala
katarak
Keluhan
atau gejala katarak disebabkan oleh proses kekeruhan yang terjadi pada lensa
mata. Proses ini tidak terjadi dalam waktu singkat, sehingga gejalanya tidak
muncul secara mendadak. Katarak terdiri dari 4 stadium, yaitu : stadium awal
(insipien), stadium imatur, stadium matur, dan stadium hipermatur. Pada stadium
awal (katarak insipien) kekeruhan lensa mata masih sangat minimal, bahkan tidak
terlihat tanpa menggunakan alat periksa. Pada saat ini seringkali penderitanya
tidak merasakan keluhan atau gangguan pada penglihatannya, sehingga cenderung
diabaikan. Pada stadium selanjutnya proses kekeruhan lensa terus berlangsung
dan bertambah, sehingga keluhan yang sering disampaikan oleh penderita katarak
pada saat ini adalah kesulitan saat membaca, penglihatan menjadi kabur, dan
kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari. Selain keluhan tesebut ada beberapa
gejala yang dialami oleh penderita katarak, seperti:
·
Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau
saat melihat cahaya.
·
Warna terlihat pudar.
·
Sulit melihat saat malam hari.
·
Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan
satu mata. Gejala ini terjadi saat katarak bertambah luas.
Gejala katarak pengelihatan kabur
Penyebab
Katarak berkembang karena berbagai sebab, seperti kontak
dalam waktu lama dengan cahaya ultra violet, radiasi, efek sekunder dari
penyakit seperti diabetes dan hipertensi, usia lanjut, atau trauma(dapat
terjadi lebih awal), mereka biasanya akibat denaturasi dari lensa protein.
faktor-faktor genetik sering menjadi penyebab katarak kongenital dan sejarah
keluarga yang positif juga mungkin berperan dalam predisposisi seseorang untuk
katarak pada usia lebih dini, fenomena "antisipasi" dalam katarak
pra-senilis.
Katarak juga dapat diakibatkan oleh cedera pada mata atau
trauma fisik. Sebuah studi menunjukan katarak berkembang diantara pilot-pilot
pesawat komersial tiga kali lebih besar dari pada orang-orang dengan pekerjaan
selain pilot. Hal ini diduga disebabkan oleh radiasi berlebihan yang berasal
dari luar angkasa. Katarak juga biasanya sering terjadi pada orang yang terkena
radiasi inframerah, seperti para tukang (meniup)kaca yang menderita
"sindrom Pengelupasan". Eksposur terhadap radiasi gelombang mikro juga
dapat menyebabkan katarak. Kondisi atopik atau alergi yang juga dikenal untuk
mempercepat perkembangan katarak, terutama pada anak-anak.
Katarak dapat terjadi hanya sebagian atau penuh seluruhnya,
stasioner atau progresif, keras atau lembut.
Pengobatan
a.
Squalene 99
Gejala-gejala yang
timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan menggunakan
kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang dapat
meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.
Tindakan operasi
katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa mata, tetapi tidak
semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi.1,2 Operasi katarak perlu
dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam. Operasi katarak
dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan
penyakit mata lainnya, seperti uveitis, glaukoma, dan retinopati diabetikum.
Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih menguntungkan
dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi.
Squalene 99
merupakan squalene murni yang berasal dari ekstrak hati ikan hiu Centrophorus
atromarginatus dengan kandungan squalene sebanyak 430 mg. Squalene 99 berguna
untuk mencukupi kebutuhan squalene yang semakin berkurang seiring dengan bertambahnya
usia maupun akibat penggunaan jangka panjang obat penurun kolesterol, sehingga
dapat membantu mencegah terjadinya katarak.
b.
Laser
Obat – obat katarak
berupa obat tetes mata, vitamin atau anti oksidan hanya menghambat proses
bertambah matangnya katarak, tetapi tidak dapat mengurangi atau menghilangkan
katarak. Opersi katarak dilakukan jika penglihatan sudah mengganggu pasien,
tidak harus menunggu sampai katarak matang. Katarak tidak dapat diatasi dengan
laser, akan tetapi harus dengan pembedahan untuk mengeluarkan lensa yang keruh
tersebut, kemudian diganti dengan lensa tanam buatan. Operasi katarak dapat
dilakukan dengan mikroskop dan mesin fakoemulsifikasi, yang memafaatkan getaran
ultrasonik untuk menghancurkan katarak. Tindakan laser dapat digunakan setelah
operasi katarak, apabila kapsul lensa mengalami kekeruhan.
c.
Operasi
Katarak dapat
diatasi dengan operasi yaitu pengambilan lensa keruh. Ada beberapa teknik
operasi yang dilakukan di Rumah Sakit, yaitu: Operasi dengan irisan luas dengan
jahitan konvensional dan dengan irisan kecil tanpa jahitan lensa dikeluarkan
dengan alat Phaceomulsifikasi (small incision surgery).
Pemilihan teknik
operasi ini tergantung kekerasan lensa mata. Setelah lensa katarak diambil,
penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter, kecuali penderita
diganti lensanya.
Penggantian lensa ada dua cara yaitu:
·
Penderita setelah dioperasi diberi kacamata atau
lensa kontak positif kurang lebih 10 dioptri.
·
Penderita dipasang lensa tanam bersamaan waktu
dilakukan operasi, keuntungannya adalah penderita setelah operasi penderita
langsung dapat melihat jelas, tidak perlu memakai kacamata sangat tebal, lapang
pandang penderita tetap luas dan distorsi sinar dapat dihilangkan.
6. Penyakit Lain
Selain kelima penyakit di atas, masih banyak kelainan dan
penyakit yang menyebabkan terganggunya mata, diantaranya:
·
Glaukoma: Mata mempunyai tekanan intraokuler
(tekanan cairan pada bola mata) untuk dapat mempertahankan bentuk dan fungsinya
– mirip udara dalam balon.
·
Ptosis: Kelopak mata turun/menggantung
·
Ablasio: adalah suatu keadaan lepasnya retina
sensoris dari epitel pigmen retina.
·
Astigmatis: Ketidakteraturan lengkung-lengkung
permukaan bias mata yang berakibat tidak terpusatkannya sinar cahaya pada satu
titik di selaput jala (retina) mata.
·
Dakriosistitis: Suatu infeksi pada sakus
lakrimalis atau saluran air mata yang berada di dekat hidung.
·
Kelainan pada Akomodasi Lensa Mata:
a.
Astigmat: Keadaan mata yang mengalami pandangan kabur.
Ini disebabkan karena rusaknya kornea mata. Untuk mengatasinya seseorang harus
menggunakan kacamata silindris.
b.
Miopi (Mata
dekat): Kelainan ini disebabkan karena daya akomodasi yang lemah, sehingga
bayangan benda tidak tepat pada bintik kuning melainkan di depan bintik kuning.
Gejala kelainan ini yaitu hanya dapat melihat dalam jarak lebih dekat dari
normal, sekitar kurang dari 30 cm, Untuk mengatasinya penderita harus
menggunakan kacamata lensa negative.
c.
Hipermetropi (mata jauh): Gejala penyakit hipermetropi
adalah seseorang hanya dapat melihat dengan jarak yang jauh sekitar lebih jauh
dari 30 cm. Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan kacamata lensa
positif.
d.
Presbiopi: Kelainan presbiopi sering diderita oleh
orang tua, disebabkan karena daya akomodasi berubah-ubah akibat titik proksimum
dan remotum penglihatan berubah-ubah. Untuk mengatasinya penderita harus
menggunakan kacamata berlensa rangkap yaitu positif dan negatif.
Pterigium: Penyebab pterigium belum dapat dipahami
secara jelas. Namun, pterigium banyakterjadi pada mereka yang banyak menghabiskan
waktu di luar rumah dan banyak terkena panas terik matahari.