Disusun Oleh :
KHAIRUL
AZIZ
NIM :
59461168
Kelompok
: IV
Tarbiyah
/ Ipa-Bio. A / Semester 4
LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011
KODOK
(Bufo sp) & KATAK (Rana sp)
I.
TUJUAN
Mengamati anatomi, morfologi dan taksonomi dari kodok
(Bufo sp) & katak (Rana sp).
II.
DASAR TEORI
Klasifikasi
Kodok
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas :
Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Ranidae
Genus : Bufo
Spesies : Bufo sp
|
Katak
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subfilum :
Vertebrata
Kelas :
Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Ranidae
Genus : Rana
Spesies : Rana sp
|
Anatomi Eksternal
Tubuh katak menunjukkan keadaan
yang serupa dengan anggota-anggota lain dalam ordonya, menjadi diperpendek
oleh karena tidak ada cauda. Caput berujung tumpul, tanpa
moncong (rostrum) yang menonjol dan rima oris ialah terminal. Pada dataran dorsal
moncongnya tedapat sepasang nares atau lubang hidung yang kecil. Sepasang mata terdapat
hampir pada apeks caput, ia berukuran besar dan menonjol. Truncus ialah pendek dan
kompak, memipih pada setengah bagian distal yaitu pada daerah yang ditempati vertebrae
sacrales. Serupa dengan vertebrata terrestrial lainnya, katak dilengkapi dengan
dua pasang extremitates. Cervix (leher) pada
katak ialah tidak nyata. Truncus
(badan) terletak di sebelah caudal caput, batas antara caput dan truncus pada katak tidak jelas. Ukuran katak betina lebih besar daripada yang jantan.
Sistem Skeletal
Sistem skeletal pada Amphibi
tersusun atas bagian yang bertulang dan kartilago. Sistem skeletal ini
berfungsi untuk melindungi bagian vital pada Amphibi antara lain otak dan
sistem saraf
serta sistem yang mengandung organ vital lainnya. Sistem skeletal pada amphibi
dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu skeleton soma dan skeleton visceral.
Sistem Otot
Sistem otot pada Amphibi merupakan sistem
otot yang kompleks. Susunan otot-ototnya memperlihatkan banyak modifikasi
berhubung dengan gerakan-gerakan kompleks dari ekstremitates. Musculi dorsi
tidak lagi terbagi menjadi myomer, tetapi membentuk berkas-berkas longitudinal
atau obliqua, sebagian terletak di atas vertebrae sebagian diantara processus
transversus, dan sebagian lagi diantara ilia dan urostyles.
Topografi Organ Dalam
- Cor : dexter +
sinister (diantara) pulmo
- Pulmo : dexter +
sinister (diantara) cor
- Gland
bladder : cauda cor
- Hepar : cauda dari
pulmo
- Intestinum
tenum : sinister hepar
- Ventrikulus : inferior hepar
- Ren : inferior
intestinum tenum
- Fat body : posterior pankreas
- Testis : posterior
intestinum
- Pankreas : dexter hepar
- Intestinum
crassum : dexter ren
- Kloaka : arah cauda
Sistem Pencernaan
Sistem pencernan pada Amphibi dimulai dari mulut dan saluran-salurannya. Lidah pada
mulut Amphibi berfungsi untuk
membantu menangkap mangsanya. Saluran pencernaan pada Amphibi terdiri atas faring, esofagus,
perut, usus, dan berakhir pada kloaka. Usus pada Amphibi terdiri atas duodenum,
ileum dan usus besar.
Sistem Transportasi
Jantung katak terdiri dari tiga
ruang yaitu: atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel).
Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan
atrium kiri menerima darah dari paru – paru. Darah dari kedua atrium bersama –
sama masuk ventrikel. Walaupun tampaknya terjadi percampuran antara darah yang
miskin
Sistem Urogenital
Sistem
urogenital pada Amphibi dibedakan menjadi dua bagian yaitu organ uropoetica dan
organ genitalia. Organ uropoetica terdiri dari ginjal, ureter, dan vesica
urinaria. Organ genitalia pada hewan jantan terdiri atas sepasang testes, vas
deferens, vesikula seminalis dan kloaka. Organ genitalia pada hewan betina
terdiri dari sepasang ovarium, oviduk, dan kloaka.
Sistem Syaraf
Sistem syaraf katak terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf
pusat terususun atas otak dan tali spinal, sedangkan saraf tepi tersusun atas
saraf kranial, saraf spinal. Otak dan tali spinal dibungkus oleh 2 membran yang
tebal yaitu durameter yang berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan
dengan jaringan saraf. Apabila dipandang dari sebelah dorsal, pada otak akan
teradapat:
1. 2 lobus olfactorius yang
bertanggung jawab untuk organisasi rang sang yang berupa ban.
2. 2 erfhaemisphariumcerebri
yang berfungsi menyiompan ingatan, intelegensia dan mengontrol kebebasan.
3. Diencephalonmedialis yang
berhubungan dengan mata dan keseimbangan.
4. 2 bulatan lobus opticus
untuk koordinasi pengelihatan.
5. Otak kecil untuk koordiansi
pergerakan.
6. Medula obongata untuk
koordinasi sebagian besar aktifitas tubuh.
Sistem Peredaran Darah Katak
Sistem peredaran darah katak berupa system peredaran darah tertutup dan
peredaran darah ganda. Pada system peredaran darah ganda, darah melalui jantung
dua kali dalam satu kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke
paru-paru kemudian kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju
ke jantung dan diedarkan kembali ke seluruh tubuh.
Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan
atrium kiri) dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep
yang mencegah agar darah di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.
Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh
mengalir ke sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir
ke ventrikel, kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di
paru-paru, karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah
mengalir ke vena pulmonalis, kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang
terjadi ini merupakan peredaran darah kecil. selanjuntnya, dari atrium kiri
darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi pencampuran darah yang
mengandung oksigen dengan darah yang mengandung karbon dioksida, meskipun dalam
jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus arteriosus
(batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta
ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis)
mengalirkan darah ke kepala dank e otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke
jaringan internal dan alat dalam tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah
ke kulit dan paru-paru. Darah katak terdiri dari plasma
darah dan sel-sel darah. Plasma darah mengandung air, protein, darah, dan
garam-garam mineral. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (sel darah merah) dan
leukosit (sel darah putih). Eritrosit pada katakmemiliki inti dan mengandung
hemoglobin untuk mengikat oksigen. Leukosit pada katak juga memiliki inti.
Selain memiliki sitem peredaran darah, katak juga memilki sistem peredaran
limfe. System peredaran limfe berperdan penting dalam pengambilan cairan tubuh
ke dalam peredaran darah.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat : Bak preparat,
gunting, cutter, pinset, penggaris, alat tulis, kertas gambar, tissue/lap, cairan chloroform (untuk
pembiusan), jarum pentul.
Bahan : Preparat hewan hidup.
IV. CARA KERJA
1. Menyiapkan semua
peralatan yang akan digunakan.
2. Melakukan pembiusan pada
hewan yang akan diamati.
3. Mengamati bagian-bagian
morfologi tubuhnya, melakukan pengukuran panjang bagian-bagian tubuhnya dari
bagian anterior sampai posterior, kemudian menggambarnya.
4. Melakukan pembedahan
terhadap preparat hewan hidup dan mengamati bagian-bagian anatominya dan
menggambarnya.
5. Membuat laporan sementara
setelah selesai mengamati.
6. Merapihkan dan
membersihkan meja kerja setelah selesai melakukan praktikum.
V. HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
Data
pengukuran Kodok dan Katak :
No
|
Pengukuran
|
Kodok
|
Katak
|
1
|
Panjang badan keseluruhan
|
15.5 cm
|
12.5 cm
|
2
|
Lebar badan keseluruhan
|
5 cm
|
4 cm
|
3
|
Panjang kepala
|
1.7 cm
|
2.5 cm
|
4
|
Lebar kepala
|
2.5 cm
|
2 cm
|
5
|
Panjang kaki depan/lengan
|
4.5 cm
|
3 cm
|
6
|
Panjang kaki belakang/tungkai
|
9 cm
|
7.5 cm
|
7
|
Jumlah jari depan
|
4
|
4
|
8
|
Jumlah jari belakang
|
5
|
5
|
9
|
Diameter mata
|
1 cm
|
0.6 cm
|
Data
perlakuan terhadap Kodok :
No
|
Perlakuan
|
Jenis larutan
|
Reaksi kodok
|
Lama waktu
|
1
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Air es
|
Bergerak-gerak dan mengeluarkan suara
|
36 detik
|
2
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Air panas/hangat
|
Bergerak
|
28 detik
|
3
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Larutan HCl
|
Kaki bergerak mencoba naik untuk keluar dari gelas ukur
|
18 detik
|
4
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Larutan NaCl
|
Kaki diam saja tapi bersuara
|
32 detik
|
Data
perlakuan terhadap Katak :
No
|
Perlakuan
|
Jenis larutan
|
Reaksi katak
|
Lama waktu
|
1
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Air es
|
Bergerak-gerak
|
13 detik
|
2
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Air panas/hangat
|
Bergerak
|
22 detik
|
3
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Larutan HCl
|
Bergerak
|
17 detik
|
4
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Larutan NaCl
|
Tidak bergerak
|
10 detik
|
Detakan
jantung pada Kodok :
Tanpa
alkohol : 100 detakan per menit.
Ditetesi
alkohol : 110 detakan per menit.
Organ Kodok di bagian mulut :
·
Koane : Lubang hidung
·
Membran timpani
·
Gigi runcing : gigi
palatum
·
Oscomer : Berupa
gerigi yang jumlahnya sepasang
|
Bagian-bagian yg lain pada Kodok :
·
Peltebra : Kelopak
mata membran niktitan
·
Otot musculus, trisep
musculanis, dan otot musculus dorsalis
·
Otot pectoralis (di
bagian dada)
|
Data
perlakuan terhadap Kodok :
No
|
Perlakuan
|
Jenis larutan
|
Reaksi kodok
|
Lama waktu
|
1
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Air es
|
Bergerak-gerak dan mengeluarkan suara
|
36 detik
|
2
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Air panas/hangat
|
Bergerak
|
28 detik
|
3
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Larutan HCl
|
Kaki bergerak mencoba naik untuk keluar dari gelas ukur
|
18 detik
|
4
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Larutan NaCl
|
Kaki diam saja tapi bersuara
|
32 detik
|
Data
perlakuan terhadap Katak :
No
|
Perlakuan
|
Jenis larutan
|
Reaksi katak
|
Lama waktu
|
1
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Air es
|
Bergerak-gerak
|
13 detik
|
2
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Air panas/hangat
|
Bergerak
|
22 detik
|
3
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Larutan HCl
|
Bergerak
|
17 detik
|
4
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Larutan NaCl
|
Tidak bergerak
|
10 detik
|
Detakan
jantung pada Kodok :
Tanpa
alkohol : 100 detakan per menit.
Ditetesi
alkohol : 110 detakan per menit.
Organ Kodok di bagian mulut :
·
Koane : Lubang hidung
·
Membran timpani
·
Gigi runcing : gigi
palatum
·
Oscomer : Berupa
gerigi yang jumlahnya sepasang
|
Bagian-bagian yg lain pada Kodok :
1.
Peltebra : Kelopak
mata membran niktitan
2.
Otot musculus, trisep
musculanis, dan otot musculus dorsalis
3.
Otot pectoralis (di
bagian dada)
|
Data
perlakuan terhadap Kodok :
No
|
Perlakuan
|
Jenis larutan
|
Reaksi kodok
|
Lama waktu
|
1
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Air es
|
Bergerak-gerak dan mengeluarkan suara
|
36 detik
|
2
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Air panas/hangat
|
Bergerak
|
28 detik
|
3
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Larutan HCl
|
Kaki bergerak mencoba naik untuk keluar dari gelas ukur
|
18 detik
|
4
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Larutan NaCl
|
Kaki diam saja tapi bersuara
|
32 detik
|
Data
perlakuan terhadap Katak :
No
|
Perlakuan
|
Jenis larutan
|
Reaksi katak
|
Lama waktu
|
1
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Air es
|
Bergerak-gerak
|
13 detik
|
2
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Air panas/hangat
|
Bergerak
|
22 detik
|
3
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Larutan HCl
|
Bergerak
|
17 detik
|
4
|
Mencelupkan sebagian tubuh kodok s/d sebagian perut
|
Larutan NaCl
|
Tidak bergerak
|
10 detik
|
Detakan
jantung pada Kodok :
Tanpa
alkohol : 100 detakan per menit.
Ditetesi
alkohol : 110 detakan per menit.
Organ Kodok di bagian mulut :
·
Koane : Lubang hidung
·
Membran timpani
·
Gigi runcing : gigi
palatum
·
Oscomer : Berupa
gerigi yang jumlahnya sepasang
|
Bagian-bagian yg lain pada Kodok :
1.
Peltebra : Kelopak
mata membran niktitan
2.
Otot musculus, trisep
musculanis, dan otot musculus dorsalis
3.
Otot pectoralis (di
bagian dada)
|
Alat pernafasan pada Katak/Kodok
|
Kulit Kodok
|
Organ eksternal Katak/Kodok
|
Organ internal
katak/kodok
|
Pada praktikum yang ke dua ini
kami mengamati anatomi, morfologi, dan taksonomi Kodok dan Katak. Pada
praktikum yang kedua ini kami mengamati hewan vertebrata dengan kelas amphibia.
Setelah minggu kemarin meneliti kelas pisces. Pada kelas amphibia ini kami
mengamati Kodok dan Katak karena di Indonesia ini contoh yang paling bisa
diamati dari kelas amphibia ini adalah kodok dan katak.
Pada
praktikum kali ini kami mengamati kodok dan katak dengan beberapa perlakuan,
pengukuran, serta mengamati anatomi morfologi dan taksonominya, sehingga
anggota kelompok pun harus dibagi tugas serta pengamatan pun tidak berjalan
tepat waktu karena banyaknya pekerjaan yang harus kami lakukan pada praktikum
kali ini.
Yang
pertama saya lakukan sendiri adalah mengukur Kodok dan Katak, pada hasil
pengukuran dapat dilihat bahwa katak lebih kecil ukurannya daripada kodok. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa anatomi eksternal dari kodok (Bufo sp.) terdiri dari tiga bagian utama yaitu caput (kepala), cerviks
(leher), truncus (badan), dan extrimitas (aggota badan). Bagian
caput pada kodok terdiri dari beberapa bagian yaitu rima oris, rostrum, nares
anteriores, membrana nictitans, palpebra inferior, palpebra superior, bulbus
oculi, dan membrana tympani. Rima
oris bagian luar terdiri dari maxilla, mandibula, dan palatum. Rima oris bagian
dalam terdiri atas lingua bertipe bifida, nares posteriores, os vomer, dan
ostium tubae auditivae.
Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa anatomi internal dari kodok (Bufo sp.) terdiri dari beberapa sistem, antara lain sistem
sirkulasi, sistem digestive, sistem pernapasan
dan sistem urogenital.
Sistem
sirkulasi pada kodok terdiri dari jantung yang dibagi menjadi tiga ruangan
yaitu dua atrium dan satu ventrikel, hati yang merupakan tempat perombakan sel
darah yang telah rusak atau mati,dan empedu yang berfungsi untuk menetralkan
racun. Sistem digestive atau sistem pencernaan
pada kodok yang telah diamati, terdiri atas mulut, lambung atau ventriculus,
usus kecil, usus besar, dan usus dua
belas jari. Sistem pernapasan pada kodok yang telah diamati, terdiri dari
paru-paru (pulmo) yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas antara
gas oksigen dan karbondioksida.
Sistem urogenital pada kodok yang telah
diamati terdiri atas ovarium, karena kodok yang diamati berjenis kelamin
betina. Sistem urogenital pada Amphibi dibedakan menjadi dua bagian yaitu organ
uropoetica dan organ genitalia. Organ uropoetica terdiri dari ginjal, ureter,
dan vesica urinaria. Organ genitalia pada hewan jantan terdiri atas sepasang
testes, vas deferens, vesikula seminalis dan kloaka. Organ genitalia pada hewan
betina terdiri dari sepasang ovarium, oviduk, dan kloaka.
Ekskretori
dan organ reproduksi adalah kesatuan yang tertutup, dan bersama termasuk ke
dalam sistem urogenital. Struktur ekskretori sama pada kedua jenis kelamin Bufo
sp. Dua ginjal masing-masing
dengan kelenjar adrenal di atas permukaan ventral. Ureter
terutama dari pinggir posterior ginjal ke kloaka. Kandung kemih yang kosong ke
kloaka pada samping ventral dan tubuh lemak. Ginjal adalah organ ekskretori
yang besar pada Bufo sp. Mereka
bertanggung jawab pada pembersihan kotoran dalam tubuh, meskipun beberapa kotoran
dapat hilang melalui kulit. Ginjal menghilangkan banyak sisa nitrogen dalam
darah, yang mengeluarkan cairan sebagai urea dan ammonia. Organ penting ini
juga memainkan peranan dalam pengaturan homeostasis, yang dapat menjaga
kestabilan lingkungan dalam dengan menghilangkan ion yang berlebihan dan
substansi lain dari darah dan melalui penghematan substansi tersebut dari
ketersediaan yang terbatas.
Pada Bufo
sp betina, letak dari satu sisi ovary berhimpitan secara
dorsal dan dihentikan sampai ke selom oleh mesentery. Oviduk yang menggulung
dengan bentuk corong yang membuka, ostium, pada akhir anterior, dan uterus,
pembesaran dekat dengan kloaka. Sedangkan pada kodok jantan, letak dua testes ditutupi dari dinding
dorsal abdominal oleh mesentary, dan beberapa vasa efferentia, pembuluh kecil
yang membawa sperma dari testes menuju ke ginjal. Sperma yang dibawa dari
ginjal ke kloaka melalui ureter, yang berfungsi sebagai sebagai saluran genital
pada kodok jantan. Kodok jantan leopard juga sering memiliki vestigial oviduk
di sepanjang sisi ginjal. Ketika mendekati masa dewasa, telur keluar dari
ovaries, menuju ke selom dan melalui ostia untuk menuju oviduk. Telur yang
terdapat pada oviduk, ditutupi oleh beberapa lapisan dari bahan seperti jeli
yang disekresikan oleh kelenjar dalam dinding oviduk. Telur-telur berkumpul
dalam uteri sebelum dilepaskan melalui kloaka dan menuju ke air. Pada
fertilisasi eksternal kodok jantan menaiki kodok betina dan melepaskan sperma
di atas telur yang mereka lepaskan. Perkawinan ini disebut amplexus.
Perbedaan Bufo sp. Dan Rana
sp.
Rana sp dan Bufo sp adalah dua contoh spesies dari
Anura yang sering dipelajari. Tubuh Rana dan Bufo dewasa pada umumnya dibedakan
atas kepala, badan dan anggota gerak. Bufo mempunyai badan berbentuk bulat,
sedangkan badan Rana berbentuk langsing memanjang. Rana mempunyai penonjolan
pada tempat persendian antara columna vertebralis dengan gelang panggul. Ujung
posterior badan terdapat kloaka. Kulit Bufo berbintil-bintil kasar dan kering,
sedangkan pada Rana dapat berwarna karena
adanya kromatofor yang terdiri atas melanofor yang mengandung pigmen
hitam dan coklat, serta lipo yang mengandung pigmen merah, kuning, dan orange.
VI. KESIMPULAN
·
Tubuh kodok terdiri dari empat bagian yaitu caput, cerviks, truncus dan
extrimitates.
·
Bagian caput pada kodok terdiri dari beberapa bagian yaitu rima oris,
rostrum, nares anteriores, membrana nictitans, palpebra inferior, palpebra
superior, bulbus oculi, dan membrana tympani.
·
Sistem sirkulasi pada kodok terdiri dari jantung
yang dibagi menjadi tiga ruangan.
·
Sistem urogenital pada kodok yang telah diamati
terdiri atas ovarium.
·
Bufo mempunyai badan berbentuk bulat, sedangkan
badan Rana berbentuk langsing memanjang.
·
Kulit Bufo berbintil-bintil kasar dan kering,
sedangkan pada Rana dapat berwarna karena
adanya kromatofor yang terdiri atas melanofor yang mengandung pigmen
hitam dan coklat, serta lipo yang mengandung pigmen merah, kuning, dan orange.
DAFTAR PUSTAKA
Amfibia. Redaksi Ensiklopedi
Indonesia, Jakarta. PT. Intermasa
Campbell et al, BIOLOGI, Erlangga. Jakarta 2003
Iskandar, D.T. Amfibi Jawa-Bali. Bandung. Puslitbang Biologi-LIPI 1998
Kimball. J. W. BIOLOGI.
Erlangga. Jakarta 1983
Mukayat Djarubito, Zoologi Dasar, Erlangga. Jakarta 1994