Rabu, 04 April 2012

Model Pembelajaran Latihan Asertif


Model pembelajaran latihan asertif merupakan bagian dari Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral). Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta ddik sehingga konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon, model behaviorial menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan, dan mengandung perilaku tertentu.
Empat fase dalam model modifikasi tingkah laku adalah sbb:
1.       Fase mesin pengajaran
2.       Penggunaan media
3.       Pengajaran berprogram
4.       Operant Conditioning dan operant reinforcement
Asertif sendiri berarti terbuka, jujur dan berani mengekspresikan diri serta mampu berkomunikasi dengan baik terhadap keluarga maupun teman sebaya. Latihan asertif merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk membuat siswa mengurangi ketegangan dan kecemasan.
Sedangkan prosedur umum dalam latihan asertif adalah sebagai berikut:
1.   Identifikasi masalah, yaitu dengan menganalisis permasalahan siswa secara komprehensif yang meliputi situasi-situasi umum dan khusus di lingkungan yang menimbulkan kecemasan, pola respon yang ditunjukkan, faktor-faktor yang mempengaruhi, tingkat kecemasan yang dihadapi, motivasi untuk mengatasi masalahnya, serta sistem dukungan.
2.    Pilih salah suatu situasi yang akan diatasi, dengan memilih terlebih dahulu situasi yang menimbulkan kesulitan atau kecemasan paling kecil. Selanjutnya, secara bertahap menuju pada situasi yang lebih berat.
3.       Analisis situasi, yaitu dengan menunjukkan kepada siswa bahwa terdapat banyak alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalahnya tersebut. Identifikasi alternatif penyelesaian masalah.
4.   Menetapkan alternatif penyelesaian masalah. Bersama-sama siswa berusaha untuk memilih dan menentukan pilihan tindakan yang dianggap paling sesuai, mungkin, cocok, layak dengan keinginan dan kemampuan klien serta memiliki kemungkinan pleuang berhasil paling besar.
5. Mencobakan alternatif yang dipilih. Dengan bimbingan, secara bertahap siswa diajarkan untuk mengimplementasikan pilihan tindakan yang telah dipilih.
6.       Dalam proses latihan, hendaknya diperhatikan hal-hal yang terkait dengan kontak mata, postur tubuh, gerak isyarat, ekspresi wajah, suara, pilihan kalimat, tingkat kecemasan yang terjadi, serta kesungguhan dan motivasinya.
7.       Diskusikan hasil, hambatan dan kemajuan-kemajuan yang terjadi, serta tindak lanjutnya.
8.      Siswa diberi tugas untuk mencoba melakukan hal-hal yang sudah dibicarakan secara langsung dalam situasi yang nyata. 
9.     Evaluasi hasil dan tindak lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar