Disusun Oleh :
KHAIRUL AZIZ
NIM : 59461168
Kelompok : IV
Tarbiyah / Ipa-Bio. A / Semester 4
LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN
BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011
KELINCI (Cavia porcellus)
I. TUJUAN
Mengamati morfologi, anatomi dan taksonomi dari Kelinci (Cavia porcellus).
II. DASAR TEORI
Klasifikasi
Kingdom :
Animalia
Phylum :
Chordata
Subphylum :
Vertebrata
Kelas :
Mammalia
Ordo :
Rodentia
Famili :
Cavidae
Genus :
Cavia
Spesies :
Cavia porcellus
Habitus
Tubuh dari kelinci dibagi menjadi lima
bagian, diantaranya: caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan),
extrimifas (anggota badan), dan cauda (ekor) yang tumbuh radimen. Seluruh tubuh
kelinci dipenuhi oleh rambut, ini merupakan cirri utama dari mammalia.
Caput (Kepala)
Pada bagian kepala kelinci terdapat beberapa bagian, yaitu;
Rima oris (mulut), dibatasi oleh labium inferior (bibir bawah) dan labium
superior (bibir atas) yang bercelah sehingga tampak incisive (gigi seri).
Kemudian terdapat
Nares externa (lubang hidung) letaknya dorsal dari rima oris. Disekitar nares
externa dan rima oris ini dapat kita temui adanya vivrisae (rambut-rambut
beraba) yang juga terdapat di sekitar mata. Mata dibatasi oleh palpebra
superior (kelopak mata atas) dan palpebra inferior (kelopak mata bawah),
sedangkan membrana nictitans (kelopak mata ketiga) terdapat pada sudut mata
sebelah anterior.
Selanjutnya pada telinga terdapat pina
auricula (daun telinga) sedangkan membrane tympani (selaput gendang
pendengaran) terletak pada rongga telinga tengah dan tidak terlihat.
Truncus (Badan)
Badan pada kelinci terbagi menjadi thorax
(dada), sepasang extrimitas anterior (kaki depan) yang berjari (digiti) empat.
Dibangun dari proxima kedistal oleh brachiu, antebrachium, carpus dan abdomen
(perut) dimana terdapat sepasang extrimitas posterior (kaki belakang) yang
berdiri (digiti) tiga. Dibangun dari proximal ke distal oleh femur, crus dan
pes di daerah inguinal (di antara kaki belakang terdapat sepasang papilla
mammae (putting susu). Selanjutnya ke arah posterior kita temui adanya penis
yang hanya terdapat pada jantan, ujungnya mempunyai glamns penis (kepala penis)
yang diselubungi oleh kulit lepas yang disebut praeputium. Pada ujung penis ini
berlubang pada bagian tengahnya yang berfungsi untuk mengeluarkan urine dan
spermatozoa, lubang ini disebut officum urethtra.
Sedangkan pada
betina dapat kita temui klitoris, organ ini homolog dengan penis, tapi
tumbuhnya rudiment, pada glans penis yang sangat kecil terdapat lubang urine
atau orificum klitoris.
Ke arah posterior
dari klitoris terdapat vulva sebagai lubang peranakan atau tempat masuk penis
pada waktu copulasi. Lekuk pirenium terdapat pada hewan, letaknya anterior dari
penis atau vulva, merupakan lekukan yang dalam dan nampak selalu kotor karena
merupakan tempat bermuara kelenjar bau yang diduga sebagai tanda pengenal
spesies atau berfungsi hedonic (pemikat lawan jenis). Sementara anus terletak
paling posterior, merupakan lubang untuk mengeluarkan feses.
Kelenjar-kelenjar Pencernaan
Pencernaan makanan
pada kelinci dibantu oleh kelenjar-kelenjar pencernaan yang terdiri dari: Hepar
(hati) yang terdiri dari tujuh lobi, menghasilkan cairan empedu yang melalui
dustus hepatikus dan disimpan dalam vesica felea (kantung empedu) dari vesica
falea dialirkan melalui dustus cysticus dan dustus choledochus ke duodenum.
Prankeas letaknya
diantara duodenum yang berbentuk huruf U saluran pelepasannya disebut ductus
prancreaticus yang juga bermuara pada duodenum.
Sistem Urogenitalia
Sistem urogenitalia terbagi menjadi dua;
Sistem urinaria dan Sistem genitalia. Sistem urinaria (sistem sekretori),
dibangun oleh: Ren, sepasang berwarna merah tua, bentuknya seperti kacang merah
terletak di daerah lumbudorsal dalam rongga abdomen, mempunyai lekukan yang
disebut hilum/hilus, disebelah median yaitu sebagai tempat keluarnya ureter.
Ureter, sepasang pangkalnya tertanam dalam hilus dari ren disebut pelvis.
Ureter berperan untuk mengalirkan urine. Vesica urinaria (kantung kemih),
tempat penampungan sementara urine dari ureter. Uretra, mengalirkan urine dari
vesica urinaria keluar tubuh pada hewan jantan uretra disebut juga ductus
urogenitalia, karena saluran ini dipakai juga untuk menyalurkan spermatozoa,
letaknya di dalam batang penis.
Sistem genitalia
betina terdiri dari; ovarium, sepasang dilekatkan oleh selaput mesovarium ke
dinding dorsal tubuh tuba falopi, sepasang merupakan saluran kecil yang
berliku-liku, ujung anteriornya berupa corong disebut ostium tubae, tempat
masuk sel telur (ovum). Uterus, sepasang tempat tumbuh embrio sampai waktu
untuk dilahirkan. Vagina tidak berpasangan, lubang keluarnya disebut vulva.
Sistem genitalia jantan
terdiri dari; Testis, sepasang, bulat terdapat dalam scortum. Epididymus, organ
yang melekat pada testis terbagi menjadi: caput epididymis (bagian
anteriornya); corpus epididymis (bagian badannya) dan cauda epididymis (bagian
posteriornya). Ductus deferens, berpasangan berjalan ke sebelah dorsal dari
vesica urinaria dan bermuara pada uiretra. Uretra ini melanjutkan diri ke dalam
penis. System genitalia dibantu oleh kelenjar-kelenjar Aksesoris yang terdiri;
Glandula prostate, sepasang bentuknya irregular terletak sebelah dorsal dari
vesica urinaria bermuara pada uretra. Glandula bulbo uretra (glandula cowperi),
kecil letaknya caudal dari glandula prostate dan bermuara di uretra.
Sistem Peredaran Darah
Terdiri dari; cor
(jantung) Ã terdiri dari 2 atrium (serambi) dan 2
ventrikel (bilik). Dinding pemisah pada ventrikel sudah sempurna.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat : Bak preparat,
gunting, cutter, pinset, penggaris, alat tulis, kertas gambar, tissue/lap,
cairan chloroform (untuk pembiusan), jarum pentul.
Bahan : Preparat hewan hidup.
IV.
CARA
KERJA
1.
Menyiapkan semua peralatan yang
akan digunakan.
2.
Melakukan pembiusan pada hewan
yang akan diamati.
3.
Mengamati bagian-bagian morfologi
tubuhnya, melakukan pengukuran panjang bagian-bagian tubuhnya dari bagian
anterior sampai posterior, kemudian menggambarnya.
4.
Melakukan pembedahan terhadap
preparat hewan hidup dan mengamati bagian-bagian anatominya dan menggambarnya.
5.
Membuat laporan sementara setelah
selesai mengamati.
6.
Merapihkan dan membersihkan meja
kerja setelah selesai melakukan praktikum.
V.
HASIL
PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
Data pengukuran Kelinci:
a.
Panjang keseluruhan : 24 cm
b.
Lebar : 8 cm
c.
Panjang kepala : 6.5 cm
d.
Lebar kepala : 3.5 cm
e.
Panjang sungut (vivrissae) : 4 cm
f.
Panjang serviks : 3 cm
g.
Panjang badan : 11 cm
h.
Panjang ekor : 5 cm
i.
P. Lengan depan : 8 cm
j.
P. Lengan belakang : 11.5 cm
k.
P. Telinga : 7 cm
l.
Diameter mata : 1.2 cm
m. Lebar
telinga : 3 cm
Data lainnya
mengenai kelinci yang diamati ketika praktikum:
·
Jumlah jari depan dan belakang
ada 4.
·
Hati dan paru-paru memiliki 7
lobus.
Rumus gigi pada kelinci:
Gambar anatomi serta
pertulangan kelinci.
|
Gambar anatomi serta
pertulangan kelinci.
Pada praktikum kali ini kami mengamati preparat kelinci (Cavia
porcellus). Kelinci
adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan
di banyak bagian bumi. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. Pada perkembangannya,
tahun 1912, kelinci
diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan
menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk di dalamnya
jenis kelinci dan terwelu).
Hal ini berbeda dengan teori yang ada pada buku panduan buku praktikum, mungkin
perbedaan disebabkan oleh semakin cepatnya ilmu pengetahuan berkembang.
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa kelinci
mempunyai ciri – ciri fisik telinga, kepala,mulut,perut. bulu,kaki dan alat
reproduksi. Anatomi yang menonjol adalah telinga kelinci , telinganya memiliki
bentuk yang unik yaitu panjang, digunakan untuk mendeteksi predator di habitat
aslinya. Panjang telinga kelinci bisa lebih dari 10 cm. Selain telinga kelinci
mempunyai kaki yang kuat dan ekor yang pendek, kekuatan kaki digunakan untuk
lari kelinci.
Secara umum, kelinci terbagi menjadi dua jenis. Pertama,
kelinci bebas. Kedua, kelinci peliharaan.
Yang termasuk dalam kategori kelinci bebas adalah terwelu (Lepus curpaeums)
dan kelinci liar (Oryctolagus
cuniculus).
Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari
jenis berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak kekuningan. Ketika
musim dingin, warna kekuningan berubah menjadi kelabu.
Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi beberapa
jenis, di antaranya Angora, Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot,
Himalayan, dan lain-lain. Khusus Lyon sebenarnya adalah hasil dari persilangan
luar antara Angora dengan ras lainnya. Namun di kalangan peternak kelinci hias,
hasil persilangan itu disebut sebagai Lyon atau Angora jadi-jadian.
Di Indonesia
banyak terdapat kelinci lokal, yakni jenis Kelinci jawa (Lepus
negricollis) dan kelici sumatera (Nesolagus netseherischlgel).
Kelinci jawa, diperkirakan
masih ada di hutan-hutan sekitar wilayah Jawa Barat. Warna bulunya cokelat perunggu kehitaman.
Ekornya berwarna jingga dengan ujungnya yang hitam. Berat Kelinci jawa dewasa
bisa mencapai 4 kg. Sedangkan Kelinci sumatera, merupakan satu-satunya ras
kelinci yang asli Indonesia. Habitatnya adalah hutan di pegunungan Pulau Sumatera. Panjang badannya
mencapai 40 cm. Warna bulunya kelabu cokelat kekuningan. Yang termasuk dalam
kategori kelinci bebas adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus
cuniculus).
Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari
jenis berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak kekuningan. Ketika
musim dingin, warna kekuningan berubah menjadi kelabu.
Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi beberapa
jenis, di antaranya Angora, Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot,
Himalayan, dan lain-lain. Khusus Lyon sebenarnya adalah hasil dari persilangan
luar antara Angora dengan ras lainnya. Namun di kalangan peternak kelinci hias,
hasil persilangan itu disebut sebagai Lyon atau Angora jadi-jadian.
Proses pencernaan dimulai di mulut, dimana makanan
akan diremukkan oleh gigi. Ketika seekor kelinci makan, ia akan mengunyah
kira-kira 300 kali dan mencampurkannya dengan liurnya. Ketika makanan sudah
terasa halus, kelinci akan menelan makanan melewati kerongkongan dan makanan
akan berpindah ke lambung, disana kontraksi otot akan meremas dan memutar
makanan, memisahkan partikel-partikel dan mencampurkan mereka dengan cairan
lambung.
| |
Fungsi utama lambung sebagai organ penyimpanan dan
sterilisasi sebelum makanan dipindah ke usus halus. Bagian penting dari pencernaan
baru akan dimulai di usus halus, dimana asam lambung dineutralisir dan
enzim-enzim dari hati dan pankreas dicampur dengan makanan. Enzim ini penting
untuk mencerna dan menyerap karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Kemudian
90% fruktosa, protein, dan sari-sari makanan lain akan diserap, namun selulosa
dan serat lain yang tidak dapat dicerna dengan baik (termasuk kulit pohon yang
sering digerogoti kelinci maupun serat yang ada di pellet mereka) akan
disingkirkan.
Dalam cecum, bakteri akan mencerna selulosa, hampir
semua jenis gula, sari-sari makanan dan protein berlebih yang tidak tercerna di
usus halus. Setiap 3 sampai 8 jam cecum akan berkontraksi dan memaksa material
yang ada di dalamnya untuk kembali ke usus besar, dimana sisa-sisa tersebut akan
dilapisi oleh lendir, dan berpindah ke anus. Sisa-sisa ini akan menjadi kotoran
yang berbentuk seperti anggur hitam kecil-kecil yang disebut “cecothropes” atau
“cecal pills”. Proses ini lebih sering terjadi dimalam hari. Kelinci biasanya
akan memakan cecothropesnya kembali langsung dari anus untuk mencerna kembali
sari-sari makanan yang tidak tercerna tadi dan menerima nutrisi yang lebih
banyak.
Reproduksi
kelinci
Kapasitas
reproduksi Kelinci sangat tinggi. Satu kelinci betina setiap 30 hari
dan pada tahun pertama ia memberikan 5-10 bayi per dan pada tahun kedua ia akan
menghasilkan 10-15 Kelinci bayi. Priode kehamilan hanya 30 hari dan perawatan
bayi kelinci selama 15 hari. Itu berarti kelinci betina dapat melahirkan setiap
45 hari, yang merupakan pertumbuhan yang sangat cepat reproduksi. Dalam lima
tahun seekor kelinci betina akan memberikan 34 kali.
Kelinci Di Indonesia
Dari catatan sejarah, kelinci pertama kali dibawa ke
tanah Jawa oleh orang-orang dari Belanda pada tahun 1835. Waktu itu, kelinci
sudah jadi ternak hias. Dulunya, hewan
imut-imut yang tergolong dalam ordo Rodensia (Rodent) ini, adalah hewan liar
yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa.
Di Indonesia banyak terdapat kelinci lokal,
yakni jenis kelinci jawa (Lepus negricollis) dan kelici sumatera (Nesolagus
netseherischlgel). Kelinci jawa, diperkirakan masih ada di hutan-hutan sekitar
wilayah Jawa Barat. Warna bulunya cokelat perunggu kehitaman. Ekornya berwarna
jingga dengan ujungnya yang hitam. Berat kelinci jawa dewasa bisa mencapai 4
kg.
Sedangkan kelinci Sumatera, merupakan satu-satunya
kelinci asli Indonesia. Habitatnya adalah hutan di pegunungan Pulau Sumatera.
Panjang badannya mencapai 40 cm. Warna bulunya kelabu cokelat kekuningan.
V. KESIMPULAN
·
Secara umum, kelinci
terbagi menjadi dua jenis. Pertama, kelinci bebas. Kedua, kelinci peliharaan.
·
Dilihat dari jenis bulunya,
kelinci ini terdiri dari jenis berbulu pendek dan panjang.
·
Menurut rasnya, kelinci
terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya Angora, Lyon, American Chinchilla,
Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain.
·
Proses pencernaan dimulai
di mulut, dimana makanan akan diremukkan oleh gigi.
·
Menurut perkembangan ilmu
pengetahuan.kelinci bukan termasuk kedalam ordo Rodentia.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell et al, BIOLOGI, Erlangga. Jakarta 2003
Iskandar, D.T. Amfibi Jawa-Bali. Bandung. Puslitbang Biologi-LIPI 1998
Kimball. J. W. BIOLOGI.
Erlangga. Jakarta 1983
Kompas: Kelinci
Belang Sumatera Nan Langka, via indofamilypets.com pada 26 April 2011
Larasati, A.
Kiat Mempopulerkan Kelinci. Poultri Indonesia. 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar