Model pembelajaran latihan asertif merupakan bagian
dari Model Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral). Model behavioral menekankan
pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta ddik sehingga konsisten dengan
konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon, model behaviorial
menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil,
berurutan, dan mengandung perilaku tertentu.
Empat fase dalam model modifikasi
tingkah laku adalah sbb:
1.
Fase mesin pengajaran
2.
Penggunaan media
3.
Pengajaran berprogram
4.
Operant Conditioning dan
operant reinforcement
Asertif sendiri berarti terbuka,
jujur dan berani mengekspresikan diri serta mampu berkomunikasi dengan baik
terhadap keluarga maupun teman sebaya. Latihan asertif merupakan model
pembelajaran yang bertujuan untuk membuat siswa mengurangi ketegangan dan
kecemasan.
Sedangkan prosedur umum dalam latihan asertif adalah sebagai
berikut:
1. Identifikasi
masalah, yaitu dengan menganalisis permasalahan siswa secara komprehensif yang
meliputi situasi-situasi umum dan khusus di lingkungan yang menimbulkan
kecemasan, pola respon yang ditunjukkan, faktor-faktor yang mempengaruhi,
tingkat kecemasan yang dihadapi, motivasi untuk mengatasi masalahnya, serta
sistem dukungan.
2. Pilih
salah suatu situasi yang akan diatasi, dengan memilih terlebih dahulu situasi
yang menimbulkan kesulitan atau kecemasan paling kecil. Selanjutnya, secara
bertahap menuju pada situasi yang lebih berat.
3.
Analisis
situasi, yaitu dengan menunjukkan kepada siswa bahwa terdapat banyak alternatif
yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalahnya tersebut. Identifikasi
alternatif penyelesaian masalah.
4. Menetapkan
alternatif penyelesaian masalah. Bersama-sama siswa berusaha untuk memilih dan
menentukan pilihan tindakan yang dianggap paling sesuai, mungkin, cocok, layak
dengan keinginan dan kemampuan klien serta memiliki kemungkinan pleuang
berhasil paling besar.
5. Mencobakan
alternatif yang dipilih. Dengan bimbingan, secara bertahap siswa diajarkan
untuk mengimplementasikan pilihan tindakan yang telah dipilih.
6.
Dalam
proses latihan, hendaknya diperhatikan hal-hal yang terkait dengan kontak mata,
postur tubuh, gerak isyarat, ekspresi wajah, suara, pilihan kalimat, tingkat
kecemasan yang terjadi, serta kesungguhan dan motivasinya.
7.
Diskusikan
hasil, hambatan dan kemajuan-kemajuan yang terjadi, serta tindak lanjutnya.
8. Siswa
diberi tugas untuk mencoba melakukan hal-hal yang sudah dibicarakan secara
langsung dalam situasi yang nyata.
9. Evaluasi hasil dan tindak lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar